Jumat 16 Jan 2015 16:48 WIB

Meski Turun, Pemerintah takkan Membatasi Harga 'Atas' BBM

Rep: Satria Kartika Yudha / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengendara sepeda motor mengisi BBM di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (12/1)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengendara sepeda motor mengisi BBM di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (12/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan pemerintah tidak akan menerapkan batas atas harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Dengan begitu, premium tetap tidak akan disubsidi meski nantinya harga minyak dunia melejit.

 "Tidak ada batasan harga. Subsidi dilepas supaya masyarakat terbiasa karena subsidi selama ini tidak tepat sasaran," tegas Sofyan di kantornya, Jumat (16/1). 

Keputusan pemerintah mencabut subsidi premium dan memberlakukan subsidi tetap Rp 1000/liter saat ini mendatangkan dampak positif. Karena, harga minyak dunia terus anjlok ke di bawah 50 dolar AS per barel. 

Pemerintah pun akhirnya kembali menurunkan  harga BBM. Premium turun menjadi Rp 6.600 per liter sementara solar menjadi Rp 6.400 per liter. Ini merupakan penurunan yang kedua kalinya setelah sebelumnya dilakukan pada 1 Januari 2015. 

Sebelumnya, pemerintah dikabarkan bakal memberlakukan batas atas harga premium sebesar Rp 9.500 per liter  sebagai  antisipasi jika harga minyak dunia suatu saat melonjak. 

"Inti dari penghapusan subsidi premium adalah agar pemerintah punya uang banyak untuk membangun jembatan, irigasi, listrik, pelabuhan yang bermanfaat sebagai investasi masa depan," Sofyan menambahkan. 

Mantan Menteri BUMN tersebut mengatakan pemerintah masih memberikan subsidi solar sebesar Rp 1000/liter karena masih dibutuhkan. Sebab, sebagian besar angkutan umum menggunakan solar.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement