REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– PT Pertamina (Persero) semakin memperkuat pengembangan pasar produk Liquefied Gas for Vehicle (LGV) yang dikenal dengan merek Vi-Gas di daerah Jakarta dengan diresmikannya lima Stasiun Penyaluran Bahan bakar Vi-Gas. Peresmian kelima SPB Vi-Gas yang dipusatkan di SPBU COCO 31.137.01 Gandaria, Jakarta Timur tersebut dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat dan Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang.
Dengan peresmian itu, kini Pertamina telah efektif mengoperasikan sebanyak 23 SPB Vi-Gas, di mana 17 unit beroperasi di Jabodetabek, tiga unit di Bali, satu unit masing-masing di Bandung, Semarang dan Yogyakarta.
“Dengan dioperasikannya lima SPB Vi-Gas ini diharapkan akan memperkuat pengembangan pasar Vi-Gas di Jakarta dan sekitarnya, hal ini sekaligus mendukung program konversi BBM ke bahan bakar gas di sektor transportasi yang digalakkan oleh pemerintah. Dengan penggunaan Vi-Gas yang sangat ramah lingkungan, DKI Jakarta dapat mengurangi polusi udara yang berasal dari emisi kendaraan,” ujar Ahmad Bambang, Ahad (1/3).
Kelima SPB Vi-Gas yang tersebar di Jakarta Barat dan Timur tersebut masing-masing memiliki kapasitas penyimpanan sebanyak 6 MT atau setara dengan 11.800 liter. Dengan kapasitas tersebut jika digunakan untuk pengisian angkutan umum, maka bahan bakar Vi-Gas cukup untuk disalurkan kepada sekitar 500 unit kendaraan per hari.
Pertamina, tutur dia, akan terus fokus mengembangkan bisnis Vi-Gas di Indonesia dengan melakukan pembangunan infrastruktur dan outlet lebih banyak untuk memudahkan masyarakat menjangkau bahan bakar yang ekonomis dan ramah lingkungan. Bahkan, tuturnya, saat ini Pertamina telah menyelesaikan pembangunan SPB Vi-Gas serupa yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah, dan Surabaya, Jawa Timur yang dalam waktu dekat akan mulai dioperasikan.
“Setelah ini kami akan bergerak ke Solo dan Surabaya yang juga memiliki potensi penggunaan bahan bakar gas di sektor transportasi. SPB Vi-Gas di kedua kota tersebut kami targetkan beroperasi pada awal tahun ini juga. Kami akan optimalkan jaringan SPBU Pertamina yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan serta dukungan finansial yang kuat untuk mendukung kebijakan konversi BBM ke bahan bakar gas secara cepat, tepat, dan masif,” ujar Ahmad Bambang.
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto menegaskan Pertamina sangat serius dan fokus untuk terus memacu penggunaan bahan bakar gas, baik dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) yang kini dalam masa pilot project, Compressed Natural Gas (CNG) dengan merek Envogas, maupun Liquefied Gas for Vehicle (LGV) dengan merek Vi-Gas sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi BBM. Saat ini, katanya, konsumsi Vi-Gas dan Envogas baru mencapai sekitar 0,1 persen dari konsumsi BBM bersubsidi.
Khusus untuk bahan bakar Vi-Gas, tutur Dwi, pertumbuhan konsumsinya telah meningkat rata-rata sekitar 40 persen per tahun dari semula 185 KL pada 2008 menjadi 1.000 KL pada 2013. Melihat tren tersebut dan didukung dengan ketersediaan pasokan, perkembangan teknologi, desain converter kit LGV yang lebih praktis, dan perkembangan desain mobil ‘dual fuel BBM-LGV’ dunia, dia meyakini masyarakat akan lebih menerima Vi-Gas sebagai alternatif BBM di masa mendatang. Optimisme tersebut didukung oleh program investasi perusahaan dalam membangun stasiun penyaluran Vi-Gas di SPBU, yang ditargetkan sebanyak 55 unit per tahun.
Penggunaan LGV kini menempati urutan ketiga bahan bakar transportasi yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah gasoline dan diesel. Di seluruh dunia, LGV, digunakan oleh lebih dari 23 juta kendaraan dan tersedia di lebih dari 67 ribu stasiun pengisian.
Vi-Gas dengan tekanan 8-12 bar di dalam tangki sangat tepat dan aman untuk digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Bahkan, di banyak negara maju di Eropa dan Asia, porsi penggunaan LGV atau Vi-Gas lebih besar dari penggunaan BBM.
LGV dengan merek Vi-Gas merupakan bahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor yang terdiri dari campuran Propane (C3) dan Butane (C4) dengan spesifikasi yang telah disesuaikan untuk keperluan mesin kendaraan bermotor sesuai dengan SK Dirjen Migas No. 2527.K/24/DJM/2007. Dengan RON di atas 98, Vi-Gas memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BBM, yaitu ramah lingkungan, pembakaran yang sempurna, bebas sulfur dan timbal, memperpanjang siklus penggantian pelumas, memperpanjang umur mesin, suara mesin halus dan bebas knocking.
Vi-Gas juga memiliki keunggulan lain, seperti efisien dalam hal biaya pembangunan dan pengoperasian stasiun pengisian, serta converter kit sehingga dengan berbagai keunggulan tersebut LGV menjadi pilihan banyak konsumen otomotif dunia.
Aldian Wahyu Ramadhan