Jumat 13 Mar 2015 16:55 WIB

Rupiah Jatuh, DPR: Kalau Dibiarkan Indonesia Jadi Negara 'Kere'

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah tukang becak membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3).  (Antara/Yusuf Nugroho)
Sejumlah tukang becak membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). (Antara/Yusuf Nugroho)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG —Menyikapi nilai tukar rupiah yang terus melemah, momentum bagi Pemerintahan Presiden Jokowi untuk tegas dalam mewujudkan ‘kedaulatan’ rupiah. Sebab ‘rezim’ devisa terbuka yang berlaku saat ini sangat tidak menguntungkan.

 

Anggota DPR RI, Juliari P Batubara menegaskan, posisi rupiah saat ini memang melemah. Meski posisinya tak seberat tahun 1998, Pemerintah harus mengambil sikap untuk mengantisipasi dampaknya.

 

“Sebab kalau situasi ini terus-menerus lama- lama negara ini bisa jadi ‘kere’ juga,” ujarnya, di sela- sela kunjungan reses DPR RI, di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/3).

 

Menurut Juliari, Pemerintah perlu mengambil langkah jangka pendek yang lebih tegas, terhadap transaksi dalam negeri yang masih menggunakan mata uang asing. “Transaksi dalam negeri seharusnya dalam rupiah dong,” tegasnya.

 

Sebab, jelas politikus PDIP ini, saat ini masih banyak transaksi di dalam negeri yang menggunakan mata uang asing. Bahkan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga masih banyak melakukan transaksi dalam negeri mengunakan dollar. “Mestinya pemerintah lebih tegas,” katanya.  

 

Ia juga mengamini, salah satu penyumbang lemahnya rupiah adalah faktor global yakni menguatnya ekonomi Amerika. Jika  ekonomi Amerika menguat uang akan mengalir ke negeri Paman Sam tersebut.

 

Bagi orang yang punya duit, sangat terbuka untuk menyimpan uang ke Amerika dari pada di Indonesia. Karena infrastruktur dan aturannya juga lebih jelas.

 

Artinya, faktor global ada, tapi tidak untuk dipusingkan. Yang harus dibenahi adalah faktor yang dapat dikendalikan secara internal. Salahsatunya mengendalikan pembelian valuta asing (valas) untuk keunaan yang lebih jelas.

 

“Disamping itu, juga perlu terobosan dari pemerintah untuk menyikapi defisit perdagangan Indonesia, yang hingga saat ini masih minus,” tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement