REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Sejumlah warga di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mulai beralih ke bahan bakar elpiji bersubsidi ukuran tabung 3 Kg setelah terjadi kenaikan harga elpiji ukuran tabung 12 Kg, selama beberapa hari terakhir.
Pemilik pangkalan elpiji di Jalan Kyai Mojo, Kelurahan Ketanggi, Kecamatan Ngawi Tantri Kawit mengatakan, beralihnya penggunaan bahan bakar elpiji dari ukuran tabung 12 Kg ke ukuran 3 Kg, terlihat dari naiknya penjualan elpiji bersubsidi tersebut sejak dua hari terakhir.
"Selama dua hari terakhir, konsumen mulai beralih menggunakan elpiji 3 Kg. Jika sebelumnya hanya berjualan sekitar 250 tabung elpiji ukuran 3 Kg, sekarang meningkat menjadi 285 tabung," ujar Tantri.
Menurut dia, para konsumen yang beralih menggunakan elpiji bersubsidi tersebut mengaku keberatan dengan kenaikan harga elpiji 12 Kg. Harga yang baru saat ini dinilai sangat mahal sehingga membebani masyarakat, terlebih di tingkat pangkalan ke pengecer.
Di pangkalan, sebelum ada kenaikan, harga elpiji ukuran tabung 12 Kg mencapai Rp137 ribu per tabung. Namun, setelah naik, menjadi Rp145 ribu per tabung. Sedangkan harga di tingkat pengecer mencapai Rp150 ribu hingga Rp155 ribu per tabung.
"Dengan harga Rp150 ribu per tabung, dirasa sangat berat. Makanya banyak konsumen yang menggunakan elpiji ujuran 3 Kg," kata dia.
Pengecer elpiji di Jalan Pati Unus, Ngawi, Lilis mengakui hal yang sama. Sejak mengalami kenaikan harga, penjualan elpiji ukuran tabung 12 Kg menjadi turun.
"Tak hanya beralih ke elpiji ukuran 3 Kilogram, para konsumen malah banyak yang menjual tabung ukuran 12 Kg kosongan," ungkap Lilis.