Rabu 08 Apr 2015 02:10 WIB

Asbisindo Kaji Sumber Dana Murah Bank Syariah

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perbankan syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Perbankan syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) tengah mengkaji sumber dana murah bagi bank syariah, termasuk zakat dan wakaf.

Sekjen Asbisindo Achmad K Permana mengatakan, saat ini Asbisindo tengah berdiskusi untuk mengeksplor penjaringan atau memobilisasi dana wajaf sebagai sumber dana murah. Bahkan ada pembicaraan mengenai wakaf di level tertentu. 

"Ada dana-dana eksklusif syariah yang bisa dinikmati bank syariah seperti wakaf dan zakat, tapi sosialisasinya bagaimana," ujar Permana saat dihubungi Republika, Selasa (7/4). 

Menurutnya, kendala sumber dana bank syariah saat ini adalah mahalnya dana pihak ketiga (DPK). Karena saluran-saluran dana murah tidak disalurkan lewat bank syariah. Misalnya dana haji masuk bank syariah cukup besar, maka cost of fund akan lebih rendah.

Saat ini dana haji sebesar Rp 20 triliun sampai Rp 30 triliun yang sudah masuk bank syariah akan menjadi sumber DPK yang lebih murah untuk membantu bank syariah mendapatkan dana lebih murah. 

Di samping itu, menurutnya hal lain yang membantu bank syariah adalah dana APBN. Selanjutnya, hal yang lebih menarik dana masuk bank syariah misalnya adanya pemberdayaan tax treatment deposito mudarabah. Jika dibandingkan saham yang pajaknya 10-15 persen, deposito mudarabah pajaknya 20 persen.

Sehingga kondisi bagi hasil deposito mudarabah bisa turun-naik."Banyak sekali inisiatif yang dilakukan bank syariah. Saya setuju zakat dan wakaf dieksplor lebih jauh dan digarap lebih serius," imbuhnya.

Menurutnya, zakat dan wakaf harus masuk bank syaraih. Hal itu akan membantu menurunkan cost of fund bank syariah. Namun, menurutnya hal yang lebih penting perlunya sosialisasi mengenai keberadaan bank syariah untuk mengelola dana-dana tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement