Selasa 21 Apr 2015 14:49 WIB

H-60, KAI Tambah Tiket Mudik Lebaran

Rep: c11/ Red: Dwi Murdaningsih
Calon penumpang kereta api melakukan pembelian tiket di mesin e-kiosk di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (13/4). (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Calon penumpang kereta api melakukan pembelian tiket di mesin e-kiosk di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (13/4). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan memberikan rangkaian tambahan untuk perjalanan mudik para penumpang. Tiket kereta untuk mudik lebaran sendiri memang sudah banyak yang terjual semenjak dibuka pada 11 April lalu.

"Kereta tambahan nanti bisa dibeli h-60 untuk perjalanan tujuh hari sebelum dan sesudah lebaran," kata Direktur PT KAI, Edi Sukmoro saat konfrensi pers, Selasa (21/4).

Ia mengatakan kereta tambahan dapat mengangkut 18760 penumpang setiap harinya. Kereta tersebut tersedia untuk perjalanan ke Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Menurut Eko, kereta yang akan ditambahkan berjumlah 15, tujuh untuk kereta ekonomi, tujuh lagi untuk kereta bisnis dan satu kereta ekonomi non PSO.

Eko mengungkapkan calon penumpang yang akan membeli tiket mudik lebaran sebaiknya dilakukan dengan sigap. Ia sendiri mengaku tiket mudik dengan menggunakan kereta api peminatnya begitu banyak.

"Tips sedini mungkin harus cepat karena memang peminatnya banyak. Satu orang saja bisa membeli 50 tiket, tapi kalau tidak dibayarkan selama tiga jam maka akan hangus," ujar Eko.

Selain akan mengangkut penumpang, kereta juga akan mengangkut motor para penumpang yang akan dibawa ke kampung halaman. Setiap harinya akan ada dua rangkaian yang digunakan untuk mengangkut motor.

"Kami ingin memberikan fasilitas rangkaian untuk angkutan motor yang akan disiapkan h-6 lebaran guna mempermudah saudara yang ingin melaksanakan idul fitri di daerah," kata Eko.

Pada 11 April lalu PT KAI sudah menjual tiket keberangkatan tujuh hari sebelum lebaran. Tiket KA yang dijual merupakan tiket KA reguler dengan jumlah KA pada 2015 sebanyak 340 kereta naik 16 persen dari tahun lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement