Kamis 07 May 2015 15:58 WIB

Pemerintah Keukeuh Targetkan Pertumbuhan di Atas Lima Persen

Rep: C88/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wapres Jusuf Kalla. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Wapres Jusuf Kalla. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II dapat mencapai lebih dari lima persen. Menurutnya optimisme ini didasari atas mulai terealisasinya rencana proyek-proyek pemerintah.

Dengan mulai dijalankannya proyek-proyek terutama pembangunan infrastruktur, maka otomatis roda industri juga ikut terdorong. "Jika industri berjalan maka rakyat bekerja dan punya pendapatan sehingga tingkat belanja masyarakat ikut naik," katanya saat ditemui usai membuka acara Institute of International Finance Asia Summit, Kamis (7/5).

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I hanya sebesar 4,7 persen. Capaian ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu di mana ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas lima persen.

Wapres menambahkan lambatnya pertumbuhan ekonomi bukan dikarenakan kabinet ekonomi yang lemah. Menurutnya keadaan ini merupakan dampak dari ekonomi global.

Ia berharap semua pihak tidak tergesa-gesa menarik kesimpulan karena kuartal I baru saja terlewati. Menurutnya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,7 persen membutuhkan waktu. Disinggung soal belanja pemerintah yang lebih kecil dibandingkan tahun kemarin, JK mengatakan keadaan tersebut disebabkan persiapan administrasi yang terlambat.

"Perubahan struktur kabinet memperlambat administrasi selain itu APBD baru disahkan Februari sehingga yg lainnya ikut terlambat," jelasnya.

Meski demikian ia menegaskan pada Mei ini semua proyek pemerintah akan berjalan sesuai rencana. "Bukti kalau belanja pemerintah akan jalan di Mei silakan tanya PU," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement