REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam tidak hanya disarankan untuk mengintensifkan amalan ibadah puasa sebagai bentuk persiapan menyambut bulan suci Ramadhan. Dengan mengintensifkan amalan puasa, kita diharapkan mampu maksimal menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Selain perbanyak ibadah puasa di bulan Rajab dan Sya'ban, tingkatkan pula frekuensi penempaan spiritual. Pembiasaan sejak dini akan mempermudah program ibadah sepanjang Ramadhan.
''Kita bisa mulai dari hal-hal yang kecil, seperti menjauhi perkataan nista,'' kata Syekh Fadi Muhammad Yasin, dalam makalahnya berjudul “30 Langkah Persiapan Ramadhan di Rajab dan Sya’ban”, seperti dirangkum dari pusat data Republika.
Syekh Fadi menyarankan umat Islam untuk belajar tidak berkata kotor sehingga terbiasa bertutur baik selama puasa Ramadhan. Apalagi, perkataan kotor bisa merusak amalan ibadah puasa Ramadhan. ''Jika tak dihindari, ucapan-ucapan yang tak pantas itu bisa merusak pahala Ramadhan,'' katanya.
Ini, kata Syekh Fadi, seperti hadis riwayat Al Bukhari. Seperti diriwayatkan Imam Bukhari, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta, mengamalkannya dan bersikap bodoh, maka Allah tidak butuh terhadap sikapnya meninggalkan makan dan minumnya (puasanya)''.
Dalam hadis riwayat Ahmad, Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasul bersabda, ''Betapa banyak orang yang berpuasa, sementara yang dia dapatkan dari puasanya hanyalah rasa lapar dan dahaga…”
Jadi, mulailah melatih diri untuk tidak berkata kotor agar puasa Ramadhan kita tidak menjadi sia-sia. Amin.