REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Mendekati Ramadhan toko-toko pakaian dan kebutuhan rumah tangga bersaing ketat memberikan promosi satu sama lain untuk memikat hati pembeli. Promo ini seringkali membuat para pembeli khilaf belanja.
Ekonomi dan ahli pasar sudah menghimbau jauh-jauh hari kepada para konsumen untuk waspada terhadap promo di toko-toko. Para konsumen yang membeli untuk stok selama bulan Ramadhan dikhawatirkan tagihan belanja mereka membengkak hingga lima kali lipat.
Mohammed Al-Qathani menggambarkan banyaknya penawaran promo ini membingungkan. Pembeli begitu haus dengan promo yang hanya datang sebelum bulan Ramadhan ini, sehingga mereka sering kali membeli hal yang tidak dibutuhkan hanya karena tergiur oleh promo.
“Sebagai ibu rumah tangga, seringkali menyetok kebutuhan selama bulan Ramadhan dengan alasan untuk menghemat tenaga dan waktu selama bulan puasa,” ujar warga Saudi, Um Yazan dilansir dari laman Onislam.net. Senin (7/6)
Ketua Kamar Dagang dan Industri Jeddah, Nayef Al-Sharif mengatakan, bahwa kementrian Perdagangan telah menghentikan bentuk enawaran-penawaran palsu yang dilakukan oleh toko-toko. Sehingga tidak memungkinkan untuk mereka memberikan penwaran sebelum mendapatkan izin terlebih dahulu dengan memberikan sederat daftar harga untuk pembeli.
Profesor Ekonomi dan Pemasaran Internasional King Abdulaziz University Habibullah mengatakan, kapada konsumen untuk merasionalisasikan pembelian selama bulan Ramadhan ini, jangan hanya tergiur oleh promosi yang diberikan.
Bulan ini Ramadahan adalah bulan untuk ibadah, bukan ajang untuk membeli makanan.
Habibullah juga berharap kepada media untuk ikut menyebarkan dan memberikan kesadaran para masyarakat tentang praktik belanja rasional.
Kepala departemen Ekonomi Universitas Taif Salem Bajajh persaingan toko dalam memberikan penawaran terbaik ini untuk menarik konsumen untuk meningkatkan pembelian kebutuhan rumah tangga dan meraih untung dalam jumlah besar bagi pihak toko.