REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia telah meminta utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk mendesak pembahasan mengenai genjatan senjata di Yaman selama bulan Ramadhan.
“Kami menyampaikan kepada utusan khusus Sekretaris Jenderal untuk mencoba mengadakan pertemuan secepatnya. Pasalnya, Ramadhan akan datang sebentar lagi,” ujar perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, dilansir dari Sputnik News, Senin (8/6).
Churkin juga menyatakan harapan agar pembicaraan itu dapat dilanjutkan dengan diskusi-diskusi dalam rangka Ramadhan. Ramadhan tahun ini akan dimulai pada 18 Juni dan berakhir pada 17 Juli. Yaman telah berada dalam kekacauan sejak Januari lalu ketika pemberontak Syiah Houthi merebut ibukota Sanaa dan memaksa pemerintah mengundurkan diri.
Koalisi internasional yang dipimpin oleh Arab Saudi telah melakukan serangan udara terhadap para pemberontak, menyusul permohonan bantuan dari Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Berbicara di luar pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB di Yaman Rabu lalu, Churkin berharap Sekretaris Jenderal PBB dan Koordinator Bantuan Darurat PBB Stephen O’Brien, akan melakukan tindakan untuk melindungi penduduk sipil di tengah permusuhan yang sedang berlangsung.
WHO memperkirakan tak kurang dari 2000 orang tewas dan 8000 lainnya terluka setelah gelombang kekerasan merebak di Yaman.