Sabtu 13 Jun 2015 07:00 WIB

In Picture: Miss Tjitjih, Bertahan Melawan Waktu

.

Rep: Prayogi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Sudut rumah susun Hunian Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih (FOTO : Republika/Prayogi)

Naskah Sandiwara Miss Tjitjih di sela latihan, (FOTO : Republika/Prayogi)

Sesi latihan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih (FOTO : Republika/Prayogi)

Jadual pementasan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih (FOTO : Republika/Prayogi)

Seorang anggota Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih mengenakan tata rias wajah sebelum pementasan (FOTO : Republika/Prayogi)

Seorang anggota Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih bersiap sebelum pementasan (FOTO : Republika/Prayogi)

Pementasan Sandiwara Sunda Miss Tjitjiih (FOTO : Republika/Prayogi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Jauh sebelum tayangan film dan sinetron bergenre horor sebuah kelompok sandiwara asal Jawa Barat telah lama merajai aksi lakon dengan tema ini. Adalah kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih yang menjadi salah satu tonggak dunia lakon di tanah air. Kelompok ini didirikan jauh sebelum masa kemerdekaan negeri ini pada tahiun 1928. dengan mengambil nama sang diva panggung saat itu sebagai nama rombongan tunil tersebut, Miss Tjitjih Toneel Gezelschap.

 

Kelompok Sandiwara Miss Tjijih merupakan kelompok sandiwara asal jawa barat yang identik dengan pertunjukan drama horor yang didirikan pada tahun 1928. Kelangsungan kelompok seniman Miss Tjitjih selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain di Jakarta dan hingga akhirnya menetap wilayah ini.

 

Sempat berpindah-pindah tempat pentas, kini Kelompok ini menempatai gedung pentas di Kawasan Cempaka Putih. Memasuki awal 90an hingga 2000-an, ketika televisi swasta mulai tayang di negeri ini jumlah penonton kelompok kesenian ini berkurang drastis. Meski begitu, para seniman tetap semangat dan bermain dengan profesional. 

 

Kini tujuan mereka hanya satu, menghibur orang dengan sandiwara tradisional Sunda tersebut. Komunitas Miss Tjitjih kini masih bertahan walau seni tradisi sedang digusur jaman. Mereka tak kecil hati, walau jumlah penonton yang hanya hitungan jari. 

 

 

 

sumber : Republika Foto
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement