Pengalaman Gina A Sanova Berpuasa di Negeri Non-Muslim

Red: Agung Sasongko

Selasa 16 Jun 2015 08:13 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: Epa/Omer Saleem Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa di negeri mayoritas non-Muslim merupakan tantangan tersendiri. Ini yang dialami Gina A Sanova, Pendiri Majelis Taklim Babusalam, Pondok Indah, Jakarta.

"Saya pernah bulan puasa di luar negeri, saat itu saya mau buka puasa, dan entah kenapa hati saya bahagia melihat suatu tempat makan berisi mereka yang berbuka puasa, padahal kita tidak saling kenal, cukup dengan melihat hati sudah merasa dekat," kata Senin Kemarin.

Di rumah makan tersebut Gina sempat mengobrol dengan seorang perempuan. Setelah lama mengobrol, perempuan tersebut memperkenalkan diri sebagai pembantu rumah tangga. Tidak ada pikiran apapun menurut Gina, baginya bertemu orang Muslim di tempat asing membuat dirinya merasa memiliki keluarga.

"Saya tidak memikirkan dia pembantu atau bukan, yang jelas kita adalah saudara," kata Gina

Pengalaman di negeri lain, ada juga yang tiba-tiba menyapanya dengan salam. Muslim wanita tidak bisa lepas dari jilbab,menurutnya ini sngat membantu. Selain untuk melundungi dari kejahatan karena tidak mengumbar aurat, namun juga membuat orang lain mengenal muslim.

"Waktu saya jalan, tiba-tiba ada suara mengucapkan Assalamu'alaikum, orangnya tinggi. Terus waktu mau nyetop taksi, juga ada yang memberikan salam, " kata Gina

Tidak berhenti di situ, karena jilbabnya, saat hendak masuk ke makanan Hong Kong tiba-tiba petugasnya mengatakan 'no halal no halal"  untuk itu, Gina merasa bersyukur sekali jilbab dapat memlindunginya.

Terpopuler