REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bagi Ja'far, santri Yayasan Raudlatul Makfufin yang terletak di Serpong, Tangerang Selatan, ibu merupakan madrasah pertama dalam kehidupannya.
''Kedua orang tua saya, terutama ibu, menjadi inspirasi. Dialah sekolah pertamaku,'' ungkap pemuda asal Bekasi kepada Republika.
Mengapa begitu penting perang orang tua, terutama ibu, karena kedua orang tunya selalu mendorong Ja'far untuk tekun belajar di Yayasan Raudhatul Makfufin Serpon. ''Mereka menjadi inspirasi karena selalu berjuang buat saya,'' ungkap Ja'far penuh syukur.
Ja'far merasakan Ramadan kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Ramadhan kali ini, ia memiliki target menyelesaikan hafalalan alquran. “Meningkatkan hafalan Alquran paling tidak satu juz selama Ramadhan,” kata Ja'far menerangkan.
Ia mengungkapkan, ketika tiba di Yayasan Raudhatul Makfufin, dirinya berniat dengan penuh kesungguhan untuk bisa menjadi hafidz atau penghafal Alquran. ''Kenapa? Karena saya ingin masa depan saya lebih baik, di dunia mau pun di akhirat,'' papar Ja'far.
Semangatnya untuk menghafal Alquran, diakui Ja'far, terinspirasi dari program sebeuah televisi yang menanyangkan para penghafal Alquran cilik.
“Salah satunya, saya tertarik ketika menyaksikan acara tahfidz di televisi. Anak kecil saja bisa hafal qura, masa saya tidak bisa hafal,” ujarnya saat ditemui Republika di Serpong.
Ja'far merasa yakin, dengan bekal hafalan Alquran yang dimilikinya, dia mampu mengarungi kehidupan di dunia ini. ''Insya Allah, hidup kita akan lebih baik dengan bekal hafalan Alquran,'' tuturnya menerangkan.