Mengajarkan Puasa ke Anak, Lakukan dengan Cara Konkret

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari

Rabu 24 Jun 2015 15:19 WIB

Anak puasa.   (ilustrasi) Foto: Republika/ Prayogi Anak puasa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Akan sangat menyenangkan jika puasa dilakukan bersama dengan seluruh anggota keluarga termasuk si buah hati. Namun, mengajak anak berpuasa tidaklah mudah. Psikolog anak di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi, memiliki sejumlah tips jitu mengajak anak berpuasa.

Menurutnya, sejak usia lima tahun anak sudah diperbolehkan puasa jika kondisi kesehatan mereka memadai. Orang tua mengajarkan pada anak makna dasar puasa, yaitu tidak boleh makan dan minum. Makna puasa bagi anak juga tidak boleh bicara kasar atau marah. “Karena itu saat membangunkan sahur sebaiknya orang tua tidak perlu pakai amarah. Makna lainnya adalah harus tahan godaan,” ujarnya dalam acara buka puasa bersama “Awali Puasa dengan Kiwi”, di Jakarta, Selasa (23/6).

Bagi orang dewasa, puasa dilakukan demi mendapat pahala atau masuk surga, tapi bagi anak hal ini masih jauh. Inilah sisi abstrak puasa. Karena puasa ada sisi abstrak yang sulit dijelaskan pada anak. Bukan berarti tidak bisa diajarkan pada anak hingga usia 11 tahun. Tetap bisa diajarkan, tapi harus diajarkan dengan cara yang konkrit dan menyenangkan.

“Karena itu perkenalkan momen menyenangkan saat puasa, misalnya sahur dan buka puasa dengan menu favorit mereka, ada juga shalat Tarawih yang hanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan saja. Bisa juga dengan membuat poster-poster tentang puasa dan Ramadhan yang lucu dan menyenangkan,” ujarnya.

Setelah anak mengerti makna puasa, ajarkan anak puasa secara bertahap, jangan dipaksa. Biarkan dia lakukan bertahap dua dulu, kemudian tambah satu jam lagi. Lama-lama akan penuh satu hari puasanya.

Vera mengingatkan mengajarkan anak harus tanpa paksaan. Jangan mengancam anak. Misalnya kalau anak tidak puasa, tidak diajak mudik atau jika tidak puasa tidak dibelikan baju lebaran.

Terpopuler