Hijabers: Kurangi 'Ngabuburit' Agar tak Ketinggalan Tarawih

Rep: C38/ Red: Winda Destiana Putri

Kamis 25 Jun 2015 19:42 WIB

Umat Muslim menggelar shalat tarawih di bulan suci Ramadhan. (ilustrasi) Foto: AP/Anjum Naveed Umat Muslim menggelar shalat tarawih di bulan suci Ramadhan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar orang menjadikan Ramadhan sebagai momen buka puasa bersama. Tidak demikian halnya dengan Hijabers Puteri Hasanah Karunia. Ia justru mengurangi buka puasa bersama saat Ramadhan.

“Kebanyakan orang di Indonesia, setelah buka puasa bersama itu jadi malas shalat tarawih. Ngabuburit bareng-bareng banyak, tapi jarang ada yang mau lanjut tarawih bersama-sama,” kata Puteri dalam sebuah acara di Kedutaan Amerika Serikat, Kamis (25/6).

Fashion writer yang akrab disapa Utie ini mengungkapkan, lantaran itulah dia mengurangi agenda buka puasa bersama. Setelah buka puasa bersama, biasanya kita kekenyangan. Kadang-kadang, bahkan menabrak sampai waktu shalat tarawih.

Utie mengakui, buka puasa bersama adalah sarana untuk menguatkan silaturahmi. Namun, menurutnya silaturahmi tidak hanya bisa dilakukan saat buka puasa. Silaturahmi bisa dioptimalkan pada kesempatan atau bulan-bulan lain.

“Kita harus pandai-pandai mengatur waktu supaya tidak mengganggu ibadah di bulan Ramadhan. Silaturahmi bisa kapan saja. Tapi, Ramadhan cuma sekali setahun, sayang kalau dilewatkan,” ungkapnya.

Terpopuler