REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi program televisi selama bulan Ramadhan 2015 yang saat ini memasuki pekan ketiga. MUI menilai kualitas program Ramadhan kali ini lebih baik dari periode sebelumnya.
"MUI ingin memberi apresiasi setinggi-tingginya terhadap kinerja pekerja televisi yang semakin tahun semakin baik," kata Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Imam Suhardjo di Gedung MUI Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa (7/7).
Imam mengatakan perbaikan yang ada saat ini dapat terlihat dari intensitas tayangan tidak mendidik yang jauh berkurang. Misalnya komedi menjelang waktu sahur dan berbuka puasa yang banyak mengeluarkan makian, hinaan, celetukan yang menyasar fisik dan sebagainya.
"Saat ini sudah jauh berkurang. Kita patut apresiasi kontribusi mereka," ujar Imam.
Hal tersebut, kata Imam, tidak terlepas dari kontrol yang lebih cermat dari berbagai lembaga dan masyarakat, selain kesediaan lembaga penyiaran itu sendiri untuk bersama-sama memperbaiki diri.
MUI, dalam pemantauannya memperhatikan program khusus keagamaan dan HVSB (horor, violence, sex dan banyolan). Dia menilai kebanyakan semua lembaga penyiaran mempersiapkan program tayangan Ramadhan dengan lebih baik dan berlomba untuk menjadi contoh.
"Seperti film seri berlatar sejarah, komedi situasi keseharian yang kaya akan unsur pendidikan dan lainnya, mereka semua berlomba. Seperti biasa, program yang sukses tahun lalu akan diikuti oleh lembaga penyiaran yang lain dengan berbagai modifikasi," katanya.
Menurut catatan yang dimiliki MUI, saat ini masih ada sekitar dua stasiun televisi yang masih menayangkan program yang kurang mendidik. Namun kondisi ini merupakan kebalikan dari waktu yang lalu di mana hanya ada dua atau tiga stasiun televisi yang menayangkan program positif.
Imam berharap melalui upaya perbaikan ini, ke depannya acara televisi bisa berisi program acara yang bermanfaat untuk membentuk karakter bangsa baik saat Ramadhan maupun di luar itu.