Selasa 21 Jul 2015 11:02 WIB

Hong Kong Bantu AIIB Kembangkan Sukuk

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sukuk (ilustrasi).
Foto: alhudacibe.com
Sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong akan dimintai bantuan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) untuk mengembangkan surat utang termasuk sukuk.

Sekretaris Keuangan Hong Kong John Tsang Chun-wah mengungkapkan Hong Kong punya koneksi ke berbagai tempat dan berpengalaman mengembangkan sukuk. Mereka sudah memulainya beberapa tahun lalu.

''Saat itu belum terpikir inisiatif One Belt, One Road. Melihat pengalaman sebelumnya, ini jalan yang tepat,'' kata Tsang seperti dilansir dari Xinhua, Senin (20/7).

Pasar sukuk Hong Kong mulai dikembangkan pada 2007, meski penerbitan sukuk pertama mereka baru dilakukan tahun lalu. Sukuk valas Hong Kong mendapat peringkat AAA-.

Pekan lalu, sebagai delegasi Cina, Tsang sempat berada di Beijing untuk menghadiri pertemuan menteri-menteri keuangan anggota AIIB.

Tsang mengatakan Hong Kong sedang mempertimbangkan untuk bergabung dalam bank yang didukung Cina itu setelah Hong Kong mendapat izin anggota non negara. Hong Kong bahkan sudah meminta AIIB untuk membuka kantor di sana.

Inisiatif One Belt One Road ke Eropa juga akan mulai dilancarkan dua tiga bulan mendatang dimana Tsang akan menjadi kepala delegasi. ''Inisiatif ini merupakan kesempatan Hong Kong untuk mendorong ekonomi mereka 30-50 tahun ke depan,'' kata Tsang.

One Belt One Road adalah strategi yang diinisiasi Presiden Cina, Xi Jinping sejak 2013. Ini merupakan Sabuk Ekonomi Jalur Sutera Baru yang menghubungkan Cina dengan Eropa melalui Asia Tengah dan Barat. Juga Jalur Sutera Kemaritiman Abad 21 yang menghubungkan Cina dengan Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa.

Inisiatif ini melibatkan lebih dari 60 negara dengan 4,4 miliar populasi atau 60 persen popuasi dunia.

Tsang sendiri menekankan, ekonomi Hong Kong berorientasi ekspor sehingga mereka harus pandai mencari kesempatan di luar untuk mendukung visi itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement