REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada bulan Juli 2015 bisa berada di level 0,76 persen (mtm). Perkiraan tersebut di bawah proyeksi awal inflasi Juli di kisaran 1,12 persen (mtm).
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, inflasi di pekan pertama Juli tercatat 0,46 persen. Inflasi naik menjadi 0,66 persen di pekan kedua Juli dan 0,76 persen di pekan ketiga.
"Kalau ini tetap terjaga itu bisa sampai akhir bulan inflasinya 0,76 itu lebih rendah dari 1,12 persen," jelasnya kepada wartawan di gedung Bank Indonesia Jakarta, Jumat (24/7).
Agus menjelaskan, inflasi bulan Juli terutama berasal dari tekanan harga daging ayam, daging sapi, cabe merah, cabe keriting, dan harga angkutan darat karena ada lebaran. Menurutnya, jika bisa mencapai inflasi 0,76 persen lebih baik dibandingkan inflasi rata-rata bulan Juli selama lima tahun terakhir sebesar 0,86 persen.
"Kalau daya beli yang turun atau ekonomi turun itu pengaruh dunia, seperti harga komoditas lemah dan ekonomi Cina melemah," imbuhnya.
Dia menambahkan, inflasi yang dicapai dari Januari sampai dengan bulan Juni di bawah 1 persen (year to date) atau sekitar 0,96 persen. Hal itu dinilai menunjukkan inflasi cukup terkendali dan kita akan dijaga terus. Oleh sebab itu, dia meyakini inflasi pada akhir tahun mengarah ke 4 plus minus 1 persen.
Bank Indonesia mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2015 mencapai 0,54 persen (mtm) atau 7,26 persen (yoy). Inflasi Juni terutama didorong oleh kenaikan harga bahan makanan memasuki bulan Ramadhan.