REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimis target realisasi investasi tahun ini yang sebesar Rp 519,5 triliun bisa tercapai.
"Bahkan, menurut perhitungan kita dibandingkan semester I tiga tahun lalu, kita prediksi bisa mencapai setidaknya Rp 503 triliun," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di Kantor BKPM, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (27/7).
Keyakinannya untuk mencapai target didasari oleh sejumlah langkah yang telah dilakukan BKPM seperti melakukan reformasi birokrasi dan penyederhanaan perijinan. BKPM, lanjutnya juga akan berperan lebih sebagai fasilitator bagi investor di lima sektor prioritas seperti sektor infrastuktur, maritim, pertanian, pariwisata dan industri manufaktur.
Sebagai fasilitator, Franky menambahkan BKPM akan melakukan pertemuan dan menggelar forum bisnis secara berkala dan juga meningkatkan kerjasama dengan pemerintah setempat.
"Kita juga akan melakukan perbaikan terkait iklim investasi dan juga atasi persoalan hambatan perijinan," lanjutnya.
Dia menambahkan saat ini ada lima negara tujuan yang menjadi fokus investasinya seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, Cina, dan Taiwan.
"Kita akan masuk kesini bersama Malaysia, Uni Eropa dan AS," sambung Franky.
Untuk itu pihaknya telah tetapkan marketing officer di beberapa negara untuk melakikan kerjasama dengan pemrintah setempat dan bank di negara tujuan investasi.
Franky juga meyakini, di masa yang akan datang Indonesia mampu menjadi basis produksi. Hal ini ia dasarkan adanya peningkatan kontribusi pengolahan manufaktur yang pada semester I 2015 sebesar 43,4 persen, sedangkan pada periode yang sama di 2013 tercatat sebesar 27,4 persen.
"Kami yakin kontribusi ini akan meningkat di semester II," tegasnya.