REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengaku optimistis untuk kembali melakukan penetrasi furnitur ke pasar Amerika Serikat.
Alasannya, pangsa pasar furnitur di negeri Paman Sam tersebut terus meningkat.
"Indonesia berpotensi terus meningkatkan pangsa pasar produk furnitur di AS, kuncinya yakni dengan rajin membaca tren furnitur di AS dan, tentu saja, gencar berpromosi," ujar Nus, dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/8).
Menurut Nus, karakteristik pasar Amerika Serikat yang memiliki empat musim akan menjadi peluang pasar bagi pengusaha furnitur Indonesia untuk meningkatkan ekspornya.
Apalagi, produk furnitur asal Cina ke Amerika Serikat saat ini masih dikenakan bea anti dumping sebesar 100 persen untuk produk bedding furnitur.
Nus mengatakan, pertumbuhan ekspor furnitur Indonesia ke Amerika Serikat selama periode 2010-2014 mengalami peningkatan sebesar 5,56 persen. Nilai ekspor furnitur pada Januari-Mei 2015 tercatat sebesar 285,98 juta dolar AS atau meningkat 5,1 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu.