Kamis 27 Aug 2015 15:33 WIB

Pengusaha Penggilingan Pertanyakan Harga Jika Jual Beras ke Bulog

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.
Foto: Antara
Para pekerja di sebuah penggilingan gabah menjemur dan membersihkan gabah kering.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejumlah pengusaha penggilingan mempertanyakan kejelasan ketetapan harga beras yang akan mereka jual ke Perum Bulog. Pasalnya, mereka khawatir harga yang dibayar terlalu rendah berdasarkan ketetapan PSO. Sementara, di musim kering harga beras tinggi.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) membuat kesepakatan dengan pengusaha penggilingan nasional. Dalam kesepakatan yang disaksikan TNI dan kepolisian tersebut, keduanya sepakat menjual beras ke Perum Bulog terkumpul 1.436.915 ton hingga September 2015.

Rinciannya, dari 3828 unit perusahaan penggilingan, 84 unit yang termasuk penggilingan besar dengan kapasitas 100 ditargetkan menjual beras petani ke Bulog sebanyak 297.500 ton. Untuk penggilingan kapasitas 45 ton atau skala menengah sebanyak 391 unit, beras ditargetkan terkumpul 615.825 ton. Terakhir, dari 2453 perusahaan penggilingan skala kecil (kapasitas 30 ton), ditargetkan terkumpul beras petani sebanyak 73.590 ton.

Salah satu yang bertanya yakni Asep Gumilang. Pengusaha penggilingan beras asal Sukabumi tersebut menginginkan agar harga yang dibayarkan sesuai dengan harga jual di pasar. Jangan sampai lebih rendah.

Ia juga menyatakan kesanggupannya menjual 100 ton beras petani per bulannya. Namun, ia menuntut kepedulian pejabat Kementan terhadap petani di daerahnya. "Saya juga petani, tapi ke kami belum ada bantuan dana sama sekali, kalau ada juga harus ditebus pake uang," katanya kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada acara pembukaan kegiatan upaya khusus peningkatan perberasan Indonesia, Rabu (26/8). Ia juga melaporkan lahan kekeringan di wilayahnya seluas 400 hektare namun belum tersentuh bantuan.

Pengusaha penggilingan beras lainnya Hasil Tabrani dari Gunung Kidul turut mengeluh. Harga yang dibeli Bulog berdasarkan pengalamannya kemarin yakni Rp 6.600 padahal harga jual di pasar sudah Rp 7 ribu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement