REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Perdagangan Indonesia Mari Elka Pangestu menyatakan, kedatangan bos Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde harus dipahami secara positif. Ia menambahkan, hal ini menunjukkan IMF mengakui posisi Indonesia sebagai salah satu pemimpin di kawasan Asia.
"Kedatangan Madam Lagarde sebagai orang nomor satu IMF, harus diinterpretasikan positif, bahwa dia datang bukan untuk apa-apa melainkan untuk menghadiri konferensi," ujar Mari kepada wartawan di Jakarta, seusai menjadi moderator dalam kuliah umum Lagarde di Kampus UI Salemba, Jakarta, Selasa, (1/9). Rencananya, besok IMF memang akan datang ke konferensi di Bank Indonesia (BI), Jakarta.
Mari menambahkan, pidato Lagarde yang disampaikan dalam kuliah umum, kemungkinan besok atau lusa. "Dia optimis Indonesia bisa menghadapi fluktuasi mata uang, dan arus dana yang terjadi saat ini, karena pengalaman Indonesia atasi krisis di masa lalu," tuturnya.
Hanya saja, satu hal yang paling ditekankan Mari dari pidato Lagarde adalah, Indonesia perlu melakukan langkah tepat dan di saat tepat pula. "Tadi beliau menyebut manuver dalam kebijakan moneter dan fiskal itu harus tepat dan beberapa kebijakan di sektor riil, itu perlu dilakukan dengan baik sehingga ada konsistensi dan iklim investasi yan dibangun, sehingga investasi bisa masuk," ujar Mari.