REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog telah mendatangkan sapi impor siap potong sebanyak 2.390 ekor pada Selasa (2/9). Meski berjudul "siap potong", sapi tak lantas bisa segera dipotong untuk didistribusikan. Butuh dua pekan masa pemulihan dan sedikit penggemukan akibat berat sapi susut di perjalanan.
"Sapi juga harus kembali relax setelah lelah menempuh perjalanan kemarin, kalau sapinya capek, warna dan rasa sapi berpengaruh tidak bagus," kata Direktur Komersial Perum Bulog Fazri Sentosa kepada Republika.co.id, Rabu (3/9).
Selang dua pekan, barulah sapi bisa dipotong, bekerja sama dengan pedagang dan asosiasi rumah potong hewan berdasarkan perjanjian bisnis. Daging nantinya difokuskan untuk memasok kebuuhan di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Namun, Bulog mengaku belum menetapkan harga jual daging sapi.
Dalam jeda dua pekan, perusahaan akan melakukan penghitungan dan penetapan harga jual daging sapi. Harga dijanjikan akan di bawah harga pasar. "Tapi berapa angkanya, masih kita diskusikan," ujarnya. Saat ini, posisi sapi-sapi masih utuh dan hidup berada di kandang mitra utama Bulog yakni PT Berdikari.
Menanggapi rencana pemerintah menghentikan impor sapi potong, Fazri tak banyak komentar. Ia memastikan Bulog akan turut apa kata pemerintah yang kebijakannya diyakini berdasarkan analisis kebutuhan dan pasokan.