REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor asal Inggris menyatakan minat untuk berinvestasi di sektor kelistrikan dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 200 MW senilai 250 juta dolar AS. Minat tersebut disampaikan melalui pertemuan satu per satu dalam kegiatan pemasaran investasi yang digelar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Inggris, pekan lalu.
"Minat tersebut cukup serius, karena pihak investor sudah berkunjung ke Indonesia dan melakukan berbagai pertemuan dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menjajaki rencana investasinya," kata Kepala BKPM Franky Sibarani, Senin (14/9).
Ia menuturkan, pihaknya melalui kantor perwakilan di London telah memfasilitasi investor untuk bertemu dengan PT PLN (Persero), Kementerian ESDM, maupun swasta Indonesia yang potensial sebagai mitra. Hal ini untuk mendiskusikan peluang investasi PLTS baik untuk aplikasi di atas tanah (ground-mounted solar PV) atau dipasang di atap (rooftop solar PV).
"Mereka kini sedang menentukan area potensial untuk dibangun PLTS seperti Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat," jelasnya. Franky menambahkan, pihaknya berkomitmen mendukung penuh realisasi rencana investasi tersebut, dan menjadikannya sebagai proyek percontohan atau "pilot project" investasi energi terbarukan dari Eropa ke Indonesia.
Sebelumnya, dalam kegiatan pemasaran investasi di Milan, Italia (7/9), lembaga itu juga mengidentifikasi minat perusahaan pembangkit listrik terbesar di Italia, untuk membangun dua pembangkit listrik di Indonesia, masing-masing pembangkit listrik tenaga uap di Riau dengan kapasitas 250 MW senilai 280 juta dolar AS, serta pembangkit listrik geothermal (panas bumi) dengan kapasitas 50-55 MW senilai 100 juta dolar AS.
BKPM mencatat, sepanjang Semester I 2015 terdapat 226 proyek listrik yang sedang melakukan konstruksi dengan nilai investasi Rp18,4 triliun. Dari keseluruhan nilai investasi sektor kelistrikan tersebut, 10 persen di antaranya direalisasikan di 14 proyek energi baru dan terbarukan, yaitu pembangkit listrik tenaga air, mikrohidro, panas bumi, dan biomassa.