Kamis 08 Oct 2015 09:27 WIB
Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, BENDIGO -- Bendigo, sebuah kota kecil di Victoria nyaris kehilangan reputasinya karena serangkaian unjuk rasa menentang pembangunan masjid pertama di kota tersebut. Upaya keras dilakukan oleh komunitas warga agar Bendigo tetap menjadi tujuan kunjungan turis lokal dan asing.
Sementara itu, mayoritas warga Bendigo merasa tidak punya masalah jika Bendigo akan memiliki masjid, untuk menampung sekitar 300 umat Muslim. Dalam beberapa waktu terakhir, beberapa media di Australia seolah menggambarkan situasi di Bendigo sebagai sesuatu yang mengancam, terlebih setelah terjadi bentrokan dalam beberapa aksi unjuk rasa.
Tapi warga pun tidak tinggal diam. Mereka aktif mencari dukungan untuk menyelamatkan reputasi Bendigo sebagai kota yang ramah. Salah satu tujuannya pun adalah untuk menjaga sektor bisnis di kota tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat sebuah halaman Facebook yang aktif mengajak warga, baik dari dalam maupun luar Bendigo, untuk tetap membeli produk-produk lokal dan berkunjung ke Bendigo.
Kisah dari Bendigo ini seolah menjadi pelajaran bagi komunitas dan kota-kota lain soal pentingnya kebersamaan warga dalam menanggapi serangan pencitraan buruk, yang kerap dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu, termasuk media.