Senin 18 Apr 2022 07:59 WIB

Doa Rasulullah untuk Ummu Khalid

Doa Rasulullah untuk Ummu Khalid

Rep: Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: fold3.com
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ummu Khalid binti Khalid berasal dari suku Quraisy, Makkah. Nama aslinya adalah Amah. Ayahnya Khalid bin Sa'ad bin Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abu Manaf adalah salah seorang yang masuk dalam golongan roang-orang yang pertama masuk Islam.

Ibunya Umaimah binti Khalaf al-Kharaiyah. Ia seorang wanita istimewa dari kalangan sahabat. Saudara laki-lakinya, Said bin Khalid, juga termasuk sahabat yang mulia. Pamannya dari pihak ayah, Amru bin Said, juga termasuk orang-orang yang pertama kali memeluk Islam dan dia wafat dalam Perang Yarmuk.

Kedua orang tuanya termasuk orang-orang pertama yang merespons dakwah Rasulullah SAW, kemudian mendapat petunjuk melalui petunjuk beliau dan merupakan batu bata pertama di bangunan agama yang lurus ini.

Ketika beragam siksa mulai menimpa kaum mukminin dan bermacam penganiayaan mendera mereka, Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk hijrah ke Habasyah. Di Habasyah, kaum mukminin mendapatkan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.

Khalid dan istrinya pun berangkat ke Habasyah dengan berpegang teguh pada kesabaran. Di antara para sahabat yang hijrah ke Habasyah ialah Utsman bin Affan bersama istrinya, Ruqaiyah binti Muhammad SAW.

Khalid dan istrinya menceritakan kisah keislaman keduanya kepada putri mereka. Amah binti Khalid mendengar kisah menarik kedua orang tuanya dengan serius. Kisah tersebut membekas dan terpatri di hati Amah binti Khalid yang masih kecil.

Suatu ketika Amah kecil bertanya kepada ayahnya, "Ayah, kapan engkau masuk Islam?" Khalid bin Sa'ad mendekap putrinya ke dadanya, sambil berkata, "Aku termasuk orang-orang yang pertama kali diberi kenikmatan iman. Orang yang masuk Islam bersamaku ialah pamanmu dari jalur aku, Amr bin Sa'ad. Dia sekarang ada bersamaku di Habasyah sedang hidup enak karena perlindungan Najasyi. Namun, pamanmu dari jalurku yang lain, Aban bin Sa'ad, belum masuk Islam hingga sekarang."

Amah binti Khalid bertanya kepada ayahnya tentang nasib kakeknya, Abu Uhaihah, "Ayah, bagaimana dengan kakekku? Apakah Allah memberinya petunjuk untuk masuk Islam?"

"Putriku, kakekmu tetap berada pada kekafiran dan kesombongannya," jawab Khalid bin Sa'ad, penuh kecintaan seorang ayah. "Kakekmu meninggal dunia dalam keadaan kafir. Sungguh aku selamat dengan Islam dan mengikuti Nabi Muhammad SAW."

Ummu Khalid menikah dengan Zubair bin Awwam. Zubair termasuk al-Asyr al-Muhabasyarin bil Jannah atau sepuluh orang yang dijanjikan masuk surga. Dari pernikahannya dengan Zubair bin Awwam, Ummu Khalid memiliki dua orang putra, Khalid dan Umar.

Ummu Khalid termasuk perempuan istimewa. Ia pernah menerima hadiah khusus dari Rasulullah SAW diiringi doa baginya. Suatu hari, Rasulullah datang menemui para sahabat sambil membawa beberapa pakaian. Di antara pakaian-pakaian itu, ada sebuah pakaian dengan garis-garis hitam.

Rasulullah bertanya, "Menurut kalian, siapa yang pantas memakai pakaian ini?" Para sahabat diam. Rasulullah kemudian bersabda, "Panggil dan bawa kemari Ummu Khalid."

Ummu Khalid menceritakan sendiri kisah ini.  Ia berkata, "Rasulullah memberikan baju itu kepadaku dan memakaikannya dengan tangannya sendiri. Rasulullah berkata, "Pakailah sampai baju ini tua dan lusuh."

Rasulullah mengatakan hal itu sebanyak dua kali. Ia melihat garis kuning dan merah yang terdapat di baju dan bersabda, "Ini bagus, wahai Ummu Khalid. Ini bagus."

Menurut Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-Bari, kalimat "Pakailah baju ini sampai tua dan lusuh" memuat doa Rasulullah untuk Ummu Khalid. Artinya, Ummu Khalid akan berumur panjang sampai baju yang dihadiahkan Rasulullah menjadi tua dan lusuh.

Allah mengabulkan doa tersebut. Tidak ada seorang perempuan pun dari kalangan sahabiyah yang umurnya lebih panjang dari usia Ummu Khalid. Imam adz-Dzahabi menyebutkan dalam kitab Siyar, "Ia hidup hampir 90 tahun. Saya berpendapat bahwa Amah binti Khalid adalah sahabiyah yang terakhir meninggal dunia karena ia hidup hingga zaman Sahl bin Sa'ad."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement