REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Muslim di Amerika Serikat dari berbagai latar belakang di seluruh negeri punya tradisi dalam menyemarakkan bulan suci Ramadhan. Mereka selalu berkumpul di masjid-masjid dan rumah-rumah untuk sahur, berbuka puasa, shalat tarawih berjamaah dan membantu kaum tak mampu.
Abdulla Khouj dari Islamic Center di Washington DC pernah mengatakan kepada VOA bahwa mereka melakukannya demi membuat orang-orang merasa berada di negara Muslim dan termasuk dalam komunitas Muslim.
"Kami menawarkan makanan untuk berbuka puasa. Kami mencakup lebih dari 600 orang, perempuan dan laki-laki, anak-anak mereka, dan keluarga. Mereka berbuka puasa dan shalat bersama kami,'' katanya. Setelah berbuka puasa, para keluarga Muslim ini seperti juga di negara-negara lain melakukan shalat tarawih.
"Shalat tarawih merupakan ekspresi pengabdian dan pencarian pengampunan," ujar Said Aly, seorang dokter Amerika beragama Islam. "Setiap malam kami membaca satu juz (bab) Alquran, jadi ketika Ramadan berakhir, kami akan khatam keseluruhan 30 juz," katanya.
Di manapun negara asalnya, para Muslim di Amerika melaksanakan Ramadhan dengan ritual-ritual tradisional. Para keluarga berbelanja di toko halal, mempersiapkan makanan berbuka dengan keluarga dan kawan dan shalat berjamaah.
Bagi kelompok-kelompok Muslim Amerika, Ramadhan merupakan peluang tahunan untuk mengedukasi publik Amerika mengenai hari libur Muslim dan ajaran Islam. Ramadhan adalah kesempatan untuk meningkatkan dialog antar-agama.
Acara-acara sosialisasi Islam digelar termasuk open house di masjid lokal dan pusat Islam, ceramah publik mengenai Ramadhan, buka puasa bersama dengan kelompok antaragama dan iklan-iklan televisi yang mengingatkan semua warga Amerika bahwa Muslim merupakan bagian integral dari masyarakat AS.