REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan yang ditunggu oleh mayoritas masyarakat Indonesia telah datang. Menyambut bulan Ramadhan 1437 H, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Indosat Ooredoo menyelenggarakan Tarhib Ramadhan bersama anak yatim, dhuafa dan tunanetra sebagai wujud kepedulian dan perhatian kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kegiatan ini juga untuk menjalin silaturahmi kepada pelanggan berkebutuhan khusus sekaligus menunjukkan komitmen Indosat Ooredoo agar layanan digital dapat dinikmati semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
“Melalui Tarhib Ramadhan, Indosat Ooredoo ingin membantu anak-anak dan saudara-saudara kita yang kurang beruntung agar dapat menjalankan bulan penuh berkah ini dengan lebih menyenangkan,” ujar Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo dalam keterangan resminya, Rabu (8/6).
Pada kegiatan yang dihadiri juga oleh Komisaris Utama Indosat Ooredoo, Waleed Mohamed Al-Sayed dan Sheikh Ali Jaber ini, Indosat Ooredoo memberikan donasi kepada 6 yayasan yatim piatu, dhuafa dan tunanetra. Donasi yang diberikan berupa uang tunai serta Qur’an Braille Digital.
"Kegiatan ini juga sekaligus mendorong semua lapisan masyarakat agar dapat menikmati teknologi digital yang memudahkan hidup mereka," sambungnya.
Selain itu Indosat Ooredoo juga mendukung pemberdayaan komunitas tunanetra dalam bidang teknologi digital melalui Rumah Internet Atmanto, sebuah inisiatif social enterprise guna mendukung penyandang disabilitas untuk berkarya dan memperoleh penghidupan yang layak melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Mewakili Indosat Ooredoo, saya sangat bersyukur, di hari yang berbahagia ini kita dapat berkumpul dan berbagi kegembiraan untuk menyambut datangnya bulan yang mulia. Kami semua yang berada di Grup Ooredoo memiliki komitmen untuk saling membantu sesama. Kami ingin setiap orang di dunia dapat mewujudkan hidup yang lebih bermakna, membantu mereka untuk menggapai mimpi dan aspirasi guna meningkatkan kualitas hidupnya, " pungkasnya.
Disisi lain, Qur’an Braille Digital dinilai lebih membantu tunanetra dibanding braille konvensional, karena selain praktis dan mudah dibawa, juga terdapat sistem suara. Meskipun punya keterbatasan, para tunanetra punya kelebihan, yakni daya ingat yang kuat dan pendengaran yang tajam.