Oleh: Khumaini Rosadi, Persatuan Pemuda Muslim Eropa al Ikhlash
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang Belanda kalau kita lagi makan bareng bersama mereka, lebih sopan buang angin daripada sendawa.
Mereka akan pergi jika kita bersendawa ketika makan. Tetapi jika kentut mereka malah tidak mempermasalahkannya. Malah kalau bisa, berbalas kentut. Inilah salah satu budaya orang lain yang memang perlu juga kita ketahui.
Pagi ini saya mencoba berkeliling kota Amsterdam – tepatnya di Badhoevedorp, dengan sepeda seperti transportasi umumnya di Belanda. Mengasyikkan memang bersepeda mengelilingi sebuah danau di Badhoevedorp ini, airnya bersih, dihiasi dengan mangroove dan belibis yang berenang mencari makan. Ada juga satu dua orang yang menjemur diri di depan rumahnya dengan santai.
Setelah megajar pengajian ibu-ibu di Masjid PPME al-Ikhlash alhamdulillah ada jamaah yang mengajakku berkeliling Amsterdam. Dia adalah keturunan Padang Indonesia yang sudah dari kecil tinggal di Belanda, karena ikut ayahnya bertugas di sini. Namanya Bapak Mukhlis.
Alhamdulillah saya di sini bisa berlebaran setiap hari – ungkap bapak mukhlis, karena hampir setiap hari ada saja jamaah pengajian ibu-ibu atau bapak-bapak yang memberikan hadiah untuk saya. Dari mulai baju, sorban, peci, sampai pakaian dalam.
Ada juga yang sangat memperhatikan kesehatan saya di sini, karena selama delapan hari ini, saya masih saja batuk kering, efek kedinginan, setiaphari ada saja yang memberikan obat, dari mulai obat batuk cair, vitamin c, paracetamol, kurma ajwa dan kurma medjuol, sampai minyak angin. Ada juga yang memperhatikan tentang pakaian yang saya pakai, sampai menyucikan dan menyeterikakannya. Hampir sudah lima orang sudah menawarkan diri untuk mencucikan pakaian saya.
Subhanallah, inilah kebersamaan yang indah, sangat memulyakan tamunya dar Indonesia. Tidak memandang besar atau kecilnya tamu itu. Padahal yang sudah ke sini, adalah ustaz-ustaz kelas internasional. Sedangkan saya kelas kecamatan pun mungkin belum pantas. Allesgoed.
Adapun yang diajarkan kepada mereka adalah tahsin Alquran, anatomi atau tafsir Alquran, dan kuliah-kuliah umum tentang keislaman. suasana berpuasa di Belanda di musim panas ini sekitar kurang lebih dua puluh jam, dimulai dari jam 03.00 sampai jam 22.00. Makanan berbuka sangat banyak dan bervariasi.
Makanan ala indonesia semua ada di sini. Ada sayur asam, tempe bacem, ayam sayur, dan terkadang mendapatkan makanan ala Turki roti besar dengan bumbu kambing kare. Untuk sahur dilakukan setelah sholat tarawih jam 01.00 dinihari sampai jam 03.00, baru dilanjutkan dengan sholat shubuh berjamaah. Bapak-bapak dan Ibu-ibu antusias mengikuti kegiatan tarawih ini. Banyak jamaahnya kurang lebih 100 orang.