Sanlat Anak Sinabung Sebagai Trauma Healing

Red: Hafidz Muftisany

Selasa 21 Jun 2016 14:51 WIB

Pesantren kilat anak-anak Sinabung oleh Dewan Dakwah Foto: dok DDII Pesantren kilat anak-anak Sinabung oleh Dewan Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Akibat erupsi Gunung Sinabung tahun ini, sebanyak 2.856 anak harus hidup di pengungsian. Mereka berasal dari desa-desa di kaki Sinabung, Tanah Karo, yang termasuk zona merah sehingga harus dikosongkan.

Yang masih menetap di desanya pun turut terdampak erupsi. Selain dicekam ancaman erupsi, anak-anak itu juga harus menghirup udara berdebu vulkanik.

Lazis Dewan Dakwah mengunjungi mereka di Desa Penampen, Kec Tiganderket untuk menghibur anak-anak pengungsi Sinabung lewat pesantre kilat (sanlat). Di desa binaan Ustaz Romadhona ini terdapat 30-an anak Muslim.

Hadiah dari Lazis Dewan Dakwah berupa sarung untuk anak-anak dan bapak-bapak mereka, disambut haru Ustadz Romadhona. ‘’Alhamdulillah, desa kami yang paling terpencil ini juga turut dipikirkan,’’ kata dai sarjana STID M Natsir Jakarta asal Palembang tersebut dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Selasa (21/6).