REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan (DK) PBB pada Senin (27/6) mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan al-Shabaab terhadap satu hotel di Somalia sehingga menewaskan tak kurang dari 16 orang, termasuk seorang menteri negara.
Pada Sabtu (25/6), dua ledakan mengguncang Nasa-Hablod Hotel di pusat Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Beberapa anggota Ash-Shabaab menyerbu hotel tersebut, dan lebih dari 30 orang cedera dalam serangan itu.
Pemerintah lokal menyatakan jenazah Bur'i Mohamed Hamza, Menteri Negeri di Kantor Perdana Menteri Urusan Lingkungan Hidup, telah ditemukan di antara reruntuhan hotel tersebut. Di dalam satu pernyataan pers, anggota Dewan Keamanan menyampaikan belasungkawa dan simpati mendalam mereka kepada keluarga korban serta rakyat dan Pemerintah Somalia.
"Anggota Dewan Keamanan juga menyampaikan perlunya untuk melakukan tindakan mencegah dan menindas sumber dana al-Shabaab dan setiap kelompok fanatik lain di Somalia," kata pernyataan tersebut.
Anggota al-Shabaab, yang berusaha menggulingkan Pemerintah Somalia, seringkali melancarkan serangan mematikan semacam itu di Mogadishu. Pada awal tahun ini, sedikitnya 10 orang tewas dan puluhan orang lagi cedera dalam satu serangan yang dilancarkan oleh kelompok fanatik tersebut terhadap satu hotel lain di ibu kota Mogadishu.
Sebelumnya Lembaga Antarpemerintah mengenai Pembangunan (IGAD) telah mengutuk serangan terhadap Nasa-Hablod Hotel di Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Satu pernyataan dari blok Afrika Timur tersebut pada Ahad (26/6) mengatakan, "Dengan kesedihan yang mendalam Lembaga Antarpemerintah mengenai Pembangunan mengetahui serangan teror yang dilancarkan oleh Ash-Shabaab pada 25 Juni 2016 di Nasa-Hablod Hotel, sehingga orang yang berdosa kehilangan nyawa."
IGAD mengutuk "dengan sekeras-kerasnya kekerasan tak berperasaan yang dilakukan oleh kelompok teror ini yang dikenal sebagai kelompok putus asa yang tak menghormati nyawa manusia," kata pernyataan itu. IGAD menyampaikan belasungkawanya dengan sepenuh hari kepada pemerintah dan rakyat Somalia dan kepada keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai.
Baca: Uni Eropa Marah, Desak Inggris Segera Keluar