Senin 11 Jul 2016 06:09 WIB

Saudi Terus Kejar Pelaku Terlibat Pengeboman di Madinah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
Kepulan asap hitam usai terjadi ledakan bom di luar lingkungan kompleks Masjid Nabawi, Madinah, Senin (4/7).
Foto: EPA/Saudi Press Agency
Kepulan asap hitam usai terjadi ledakan bom di luar lingkungan kompleks Masjid Nabawi, Madinah, Senin (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Otoritas keamanan Arab Saudi terus berusaha mempersempit ruang gerak jaringan teroris ISIS. Keamanan Saudi terus mengejar para pelaku yang terlibat dalam insiden ledakan bom di tiga kota negara itu, belum lama ini.

Juru Bicara Keamanan Kementerian Dalam Negeri Saudi, Mayjen Mansour al-Turki mengatakan, ia tidak mengesampingkan kemungkinan adanya komunikasi antara pelaku teror bom di Jeddah, Qatif, dan Madinah. Dugaan itu diperkuat lewat temuan yang mengindikasikan adanya kesamaan zat yang digunakan para pelaku dalam membuat rompi peledak di tiga lokasi insiden.

“Selain itu, ada bukti tentang adanya koordinasi di antara mereka, khususnya pada insiden Qatif dan Madinah. Karena kedua serangan berlangsung di waktu shalat Maghrib,” kata al-Turki, seperti dilansir laman Saudi Gazette, Ahad (10/7).

Mayjen al-Turki lebih lanjut mengatakan, ada kecurigaan bahwa 12 warga Pakistan yang ditahan sejak Kamis (7/6) lalu memiliki kaitan dengan ledakan di Jeddah. Sementara, salah satu pelaku ledakan di Qatif, Abdulrahman Saleh Muhammad Al-Imir, sebelumnya pernah ditahan dua kali oleh aparat keamanan Saudi. Dia ikut mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa menuntut pembebasan tahanan yang terlibat dalam kasus teror.

Sampai saat ini, jumlah pelaku dan terduga pelaku berkewarganegaraan Pakistan yang terlibat dalam kejahatan teror di Saudi Arabia sudah mencapai 41 orang.

Para imam masjid di sejumlah negara Arab dalam khutbah Jumat mereka pekan lalu juga mengecam aksi teror yang melanggar kesucian Masjid Nabawi. Mereka memperingatkan bahwa tidak ada tempat bagi para pelaku teror di Saudi maupun di negara-negara Arab lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement