REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan penyelenggaraan angkutan Lebaran (angleb) sejauh ini berjalan baik dan lancar.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan, pengawasan aspek keselamatan pada penyelenggaraan angleb 2016 secara umum menunjukan hasil yang menggembirakan.
Berdasarkan data yang diperoleh sejauh ini, tingkat keselamatan relatif lebih baik untuk seluruh moda transportasi umum. "Hasil tersebut tidak lepas dari upaya dari seluruh jajaran Kementerian Perhubungan yang bekerja tanpa mengenal hari libur untuk memastikan keselamatan, keamanan dan pelayanan terbaik bagi para penumpang. Bahkan banyak di antara mereka yang tidak bisa berlebaran di kampung halamannya," ujar Sugihardjo dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/7).
Upaya yang dilakukan Kemenhub, kata dia, antara lain dengan melaksanakan uji kelaikan atau rampcheck pada seluruh moda transportasi yang menjadi kewenangan Kemenhub. "Lebaran tahun ini, kami melakukan rampcheck untuk seluruh moda, jadi bukan lagi sampling, melainkan keseluruhan. Ini dimulai dari 6 Juni sampai dengan 24 Juni," lanjutnya.
Salah satu operator transportasi yakni Sriwijaya Air Group mengapresiasi langkah Kemenhub yang telah melakukan pemeriksaan pesawat menjelang hingga musim mudik Lebaran 2016.
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Agus Soejono menyebutkan ramp check tersebut berdampak baik pada pelaksanaan extra flight yang dilakukan oleh Sriwijaya Air dan NAM Air.
Agus berharap ramp check tak hanya pada saat musim Lebaran. Namun juga dilakukan saat penerbangan reguler. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Suprasetyo juga mengapresiasi Inspektur pesawat yang tidak mengenal lelah terus bekerja dan memeriksa keselamatan penerbangan di pesawat sampai hari ini.
"Saya sampaikan terima kasih atas upaya, fokus dan semangat para Inspektur untuk memastikan keselamatan penerbangan di musim lebaran 2016," kata Suprasetyo.
Untuk transportasi darat, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pudji Hartanto menjelaskan, tahun ini terjadi penurunan angka penumpang yang disebabkan karena perpindahan penumpang ke moda transportasi lain, seperti kereta api dan pesawat.
Ia menambahkan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya selaku Dirjen Perhubungan Darat, dia harus memastikan bahwa sarana transportasi umum, khususnya bus AKAP dan kapal penyeberangan, jumlahnya dapat mencukupi sehingga tidak ada pemudik yang tidak terangkut. "Yang paling penting tidak ada lagi penumpang yang telantar karena busnya tidak ada. Itu tidak terjadi lagi tahun ini," ungkap Pudji.