Senin 18 Jul 2016 13:37 WIB

Kemenpupera Sebut Tol Bukan Penyebab Kemacetan Saat Arus Mudik

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Nur Aini
Kendaraan pemudik antre menuju gerbang exit tol Pejagan-Brebes Timur, Jawa Tengah, Sabtu (2/7). Puncak arus mudik pada H-4 Lebaran volume kendaraan yang melintas tol meningkat dibandingkan H-5 dan mengakibatkan kemacetan panjang di pintu keluar tol tersebu
Foto: Antara
Kendaraan pemudik antre menuju gerbang exit tol Pejagan-Brebes Timur, Jawa Tengah, Sabtu (2/7). Puncak arus mudik pada H-4 Lebaran volume kendaraan yang melintas tol meningkat dibandingkan H-5 dan mengakibatkan kemacetan panjang di pintu keluar tol tersebu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku telah menyiapkan prasarana untuk arus mudik dan balik Lebaran 2016 yakni struktur jalan dan jembatan. Menurutnya, penyebab kemacetan bukan tol.

"Kami dari PU, sesuai tugas dan peran kami menyiapkan prasarana untuk mudik. Sebelum mudik sudah kita laporkan kesiapan dari Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Jawa," ujarnya dalam Konferensi pers Evaluasi Angkutan Lebaran 2016 di Kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (18/7).

Ia menyebutkan, jika pada Lebaran tahun lalu ada jembatan yang runtuh yakni di Jembatan Comal, pada masa operasi lebaran tahun ini tidak ada jembatan runtuh.

"Tahun ini semua jembatan yang dilalui arus mudik dan balik aman semua. Termasuk jembatan Pah dan Sipait di Pekalongan yang baru kita fungsikan H-6. Kita bayangkan kalau itu enggak bisa berfungsi saat mudik," ungkapnya.

Kementerian PUPR, kata dia, telah mengantisipasi meluapnya air yang menggenangi Kaligawe dan Terminal Terboyo di Semarang dengan menyiapkan 17 pompa. Untuk jalan tol, ia mengaku prihatin dengan kemacetan dan sejumlah kejadian tidak mengenakan di jalan tol selama arus mudik maupun balik. Ia beralasan, kemacetan yang melanda jalan tol merupakan dampak akibat kemacetan yang terjadi di luar jalan tol. "Sebetulnya bukan di tol tapi dampaknya sampai di tol," ungkap Basuki.

Hal ini menjadi evaluasi Kementerian PUPR. Ke depan, ia akan dan sedang menambah tempat istirahat di jalan tol dengan pelayanan minimalis seperti hanya ada toilet dan musala. "Mungkin bukan full service tapi minimalis seperti toilet dan ibadah pasti ada, akan kita tambah per 10 km ada rest area," lanjutnya.

Untuk jalan no tol, ia akan segera membangun flyover atau jalan layang pada perlintasan sebidang kereta api di sekitar Brebes-Pekalongan seperti Klonengan, Sumpiuh, dan Paguyangan. "Tahun ini akan kita kerjakan. Enam bulan akan selesai," ujarnya.

Selain itu, ia menargetkan percepatan pembangunan jalan tol Trans Jawa sampai Semarang segera terealisasi. "Trans Jawa target penyelesaian seluruh pada 2018.  Ini kan berkejaran dengan kebutuhan karena terus melonjak. Kita harus lakukan percepatan khusus di Semarang. Karena kalau sampai Semarang sudah pecah," ujarnya.

Ia merinci, Waskita dan Jasa Marga akan menyelesaikan ruas tol Brebes-Pemalang-Batang-Semarang. Di mana, Brebes-Pemalang sekitar 37 km, Pemalang-Batang sekitar 35 km, dan Batang-Semarang 75 km.

"InsyaAllah sebelum tahun depan akan kita fungsikan. Kalau yang ke Pemalang mudah-mudahan bisa berfungsi, Pemalang-Batang, Batang-Semarang kita fungsikan sehingga usahakan semaksimal layani lebih baik dan minimalkan perlintasan sebidang," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement