Massa yang berasal dar BEM UI dan warga Kampung Nelayan Muara Angke melakukan aksi di depan Gedung Kementerian Maritim, Jakarta, Selasa (13/9) (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
Massa yang berasal dar BEM UI dan warga Kampung Nelayan Muara Angke melakukan aksi di depan Gedung Kementerian Maritim, Jakarta, Selasa (13/9) (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
Massa yang berasal dar BEM UI dan warga Kampung Nelayan Muara Angke melakukan aksi di depan Gedung Kementerian Maritim, Jakarta, Selasa (13/9) (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
Massa yang berasal dar BEM UI dan warga Kampung Nelayan Muara Angke melakukan aksi di depan Gedung Kementerian Maritim, Jakarta, Selasa (13/9) (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
Massa yang berasal dar BEM UI dan warga Kampung Nelayan Muara Angke membawa miniatur perahu dan jaring nelayan saat melakukan aksi di depan Gedung Kementerian Maritim, Jakarta, Selasa (13/9). (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
Massa yang berasal dar BEM UI dan warga Kampung Nelayan Muara Angke melakukan aksi di depan Gedung Kementerian Maritim, Jakarta, Selasa (13/9) (FOTO : Republika/ Raisan Al Farisi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, Penolakan atas kebijakan pemerintah melanjutkan reklamasi di Pulau G terus mengalir. BEM UI melakukan aksi penolakan di depan gedung Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Selasa (13/9). Sekitar 50 mahasiswa berjas kuning berjajar membawa spanduk dan meneriakan penolakan di ruas jalan MH. Thamrin depan Gedung Menko Maritim.
Ketua BEM UI 2016, Arya Adiansyah mengatakan ketika pemerintah memberikan sinyal bahwa proyek reklamasi teluk Jakarta dilanjutkan maka menandakan pemerintah yang tunduk atas kesewenangan korporasi. Arya mengatakan, hasil PTUN dan kajian KHLK sudah dengan jelas menjelaskan bahwa proyek reklamasi sangat berdampak buruk.
sumber : Republika
Advertisement