Atlet renang gaya dada tuna daksa klasifikasi S6 dari Provinsi Kalimantan Barat Alif berlatih sebelum bertanding dalam perhelatan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) yang diadakan di Kolam Renang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Atlet tenis meja difabel ganda campuran dari DKI Jakarta Komet (kanan) dan Shella (kiri) melakukan servis saat bertanding melawan atlet dari Jawa Barat Aminah dan Lukman saat laga final dalam perhelatan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV yang diadakan (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Foto kombo atlet paralimpik DKI Jakarta Fajar Budi Pratama saat melakukan lompatan saat bertanding di cabang atletik lompat jangkit F+54 putra Peparnas XV 2016 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Kamis (20/10). (FOTO : Republika/Edwin Dwi Putranto)
Atlet renang gaya dada tuna daksa klasifikasi S6 dari Provinsi Jawa Tengah Toif Fauzi menggigit medali emas setelah bertanding dalam perhelatan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) yang diadakan di Kolam Renang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Atlet tenis kursi roda ganda putri Jabar Laely Yuntari dan Naila savitri melakukan tos usai mendapatkan poin melawan tim petenis Kaltim saat pertandingan final tenis ganda putri pada Pekan Paralimpik Nasional XV. (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, Untuk meningkatkan bobot pertandingan olahraga multieven Peparnas XV Jabar, atlet peserta harus mengikuti tes doping. Hal untuk pertamakali dilakukan pada ajang Peparnas. Atlet pemenang pemecah rekor dan atlet dengan raihan luar biasa wajib mengikuti test ini.
Beberapa cabang olahraga dengan hasil terukur memang biasa menerapkan tes ini. Namun pada Peparnas XV ini semua cabang olahraga yang dipertandingkan akan dikenai kewajiban tes doping.
sumber : Republika
Advertisement