REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iman itu cinta. Cinta itu membuat semua yang dicintai itu selalu indah. Karena itu maka cinta itu selalu membahagiakan. Rasa bahagia itu sumber semangat beramal dan berkorban.
Amal dan pengorbanan yang membahagiakan, akan menambah cinta dan rasa bahagia. “Di sinilah tempat lahirnya ruhul mubadarah (semangat untuk bersegera) seperti ditegaskan oleh Allah SWT dalam Alquran Surah Adz-Dzariyat ayat 50, yang artinya, ‘Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah’,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Darul Istiqamah Bulukumba, Sulawesi Selatan, KH Mudzakkir M Arif Lc MA kepada Republika.co.id, Kamis (3/11/2016).
KH Mudzakkir menambahkan, dari cinta, lahir mubadarah. Mubadarah itu tidak menunggu disuruh, karena telah memiliki rasa tanggung jawab. “Tidak menunggu dinasehati. Tidak menunggu didamaikan. Tidak menunggu disedekahi. Tidak menunggu disenyumi. Tidak menunggu didatangi. Tidak menunggu disapa,” tuturnya.
Mudzakkir menegaskan, dari ruhul mubadarah, ada rasa senang karena duluan menyapa, duluan menyalami, duluan mendatangi, duluan memberi, duluan memaafkan, duluan beramal. “Ruhul mubadarah itu semangat untuk terdepan dan teratas dalam kebaikan,” papar KH Mudzakkir M Arif Lc MA.