Jumat 13 Jan 2017 04:00 WIB

In Picture: Tampil di 'Betawi Punya Gaya', Anies: Jakarta Jangan Terkotak-kotak

.

Red: Mohamad Amin Madani

Cagub DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, hadir dalam program 'Betawi Punya Gaya (Begaya)' Bens Radio di Ciganjur, Jakarta, Kamis (12/1). (FOTO : ist)

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, menghadiri program Betawi Punya Gaya (Begaya) Bens Radio di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (12/1). (FOTO : dok.Istimewa)

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, menghadiri program Betawi Punya Gaya (Begaya) Bens Radio di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (12/1). (FOTO : dok.Istimewa)

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, menghadiri program Betawi Punya Gaya (Begaya) Bens Radio di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (12/1). (FOTO : dok.Istimewa)

Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, menghadiri program Betawi Punya Gaya (Begaya) Bens Radio di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (12/1). (FOTO : dok.Istimewa)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berbeda dari program "Betawi Punya Gaya (Begaya)" Bens Radio, Kamis (12/1) pagi, pukul 08.00-09.00. Sebab, acara yang dipandu Arya Tanjidor dan Tiwi Bernani ini, menghadirkan Cagub DKI, Anies Baswedan.

Dalam kesempatan tersebut, Anies menerangkan Jakarta perlu diubah dan dirinya tidak menolak jika diminta mengambil tanggung jawab. Pasalnya, ada konsekuensi besar bila petahana kembali memimpin.

"Pertama, dari persatuan. Karena kata-katanya yang memecah-belah. Dan kedua, pada keadilan untuk keluarga-keluarga pra-sejahtera," papar Anies. Persatuan, menurutnya, harus dikembalikan di ibukota dan harus ditunjukkan dari pemimpinnya. Anies memandang, berbeda bukan berarti bermusuhan.

"Lawan bukan musuh. Lawan apapun, sejatinya adalah teman. Lawan debat adalah teman berpikir. Lawan bertanding adalah teman bermain," imbuh Anies.

Di akhir penjelasannya, Anies menegaskan bahwa Jakarta harus bersatu. "Jakarta jangan terkotak-kotak. Dan itu semua dimulai dari kita (sebagai pasangan). Kita memberi contoh. Boleh berbeda di masa lalu, tapi bisa bersatu, bisa bekerja sama," terangnya Anies.

Untuk diketahui, Anies dan pasangannya, Sandiaga Uno, berbeda pilihan pada Pemilihan Presiden 2014. Kala itu, inisiator Indonesia Mengajar ini mendukung Joko Widodo (Jokowi) dan Sandi, sapaan Sandiaga, di pihak Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement