Jumat 27 Jan 2017 02:31 WIB

In Picture: Jogi Dera Kampung Pawang Kobra (Bagian 2)

.

Rep: Reuters/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Ravi Nath pawang ular cilik Desa Jogi Dera. (FOTO : Adnan Abidi/Reuters)

Ashiq Nath berpose dengan ular kobra. Sejak kecil para pawang ini dunia reptil berbisa ini. (FOTO : Adnan Abidi/Reuters)

Rishi Nath pawang ular cilik. bermain dengan ular kobranya. (FOTO : Adnan Abidi/Reuters)

Manish Nath berpose dengan ular kobra yang bergulung. Profesi pawang ini mengalir di keluarga Nath merupakan generari ke-7. (FOTO : Adnan Abidi/Reuters)

Seekor kobra berdiri tegak tidak jauh dari buaian bayi di rumah pawang kobra di Jogi Dera (FOTO : Adnan Abidi/Reuters)

Anak-anak pawang ular menunggu saat belajar. (FOTO : Adnan Abidi/Reuters)

Sarapan sambil bermain dengan ular berbisa. (FOTO : Adnan Abidi/Reuters)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, UTTAR PRADESH -- Ular sangat dihormati oleh umat Hindu di India. Pawang ular pun dianggap sebagai pengikut Dewa Siwa. Dewa yang kerap digambarkan mengenakan kalung berupa ular kobra di lehernya. Atraksi pawang ular kerap ditemui di pasar dan festival tradisional di India. Merekapun kerap dimintai pertolongan untuk mengobati jika sesorang digigit ular.

Keahlian menaklukan reptil berbisa inipun diteruskan secara turun temurun kepada anak-anak si pawang. Kobra dan ular berbisa menjadi bagian keseharian warga desa. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak tampak tidak canggung lagi bermain-main dengan reptilia ini. Tidak jarang mereka harus meninggalkan sekolah untuk mengikuti sang ayah memburu kobra. 

Seiring perkembangan jaman dan protes aktivis penyayang binatang, ruang gerak pawang ular ini semakin sempit. Secara finansial pun penghasilan pawang ular ini tidak mampu menutupi kebutuhan sehari-hari. Kini warisan budaya Sapera ini terus tergerus laju modernisasi, entah hingga kapan bisa bertahan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement