REPUBLIKA.CO.ID, Sempat terganggu dengan situasi politik di Bahrain, Presiden Federasi Otomotif Internasional (FIA) Jean Todt memutuskan GP Bahrain akan tetap berlangsung.
Tahun lalu saat balapan awal dibatalkan dan kemudian mengalami penundaan, akibat masalah politik di negara teluk tersebut antara polisi dan protester terhadap anti pemerintah, Todt juga bungkam.
"GP Bahrain terjadwal di kalender dan selalu sudah direncanakan," kata Todt.
Kali ini kepada stasiun televisi Jerman RTL, Ahad (17/4) di Grand Prix Cina kepala badan olahraga otomotif dunia menegaskan balapan di Bahrain tidak akan terlibat dengan insiden yang terjadi pekan lalu.
Meski banyak kontroversi baik dari tim balap maupun masyarakat luas, FIA yang memiliki otortitas untuk memutuskan menyimpulkan urusan olahraga berbeda dengan urusan politik. Dan FIA hanya tertarik pada urusan olahraga dan bukan politik suatu negara.
"Tanggung jawab kami memastikan orang-orang aman pergi ke GP Bahrain dengan kondisi yang mendukung," kata Todt dilansir laman sportsmail, Selasa (17/4).
Demi menjamin keamanan dan terlaksananya GP Bahrain, Todt mengumumkan telah berkoordinasi dengan semua elemen, termasuk berbicara dengan perwakilan dari pemerintah, kedutaan, kementrian luar negeri Eropa, dan negara tetangga untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh dengan hasil Grand Prix dapat dilanjutkan.