REPUBLIKA.CO.ID, SEPANG -- Ayah pebalap MotoGP Marco Simoncelli, Paolo Simoncelli berkomentar tentang insiden antara Valentino Rossi dan Marc Marquez di Grand Prix Sepang, Malaysia beberapa waktu lalu. Paolo tak bisa melupakan Sepang karena anaknya, Marco meregang nyawa di sirkuit Sepang dalam seri balap MotoGP pada 23 Oktober 2011.
Meski salah satu faktor meninggalnya Marco karena tergilas oleh motor Rossi, Paolo tak menaruh dendam pada pebalap asal Italia itu. Paolo justru memberikan dukungan moril kepada the Doctor.
Dia mencoba menganalisa secara logis apa yang terjadi antara kedua pebalap Yamaha Movistar dan Repsol Honda tersebut.
"Daripada berdebat, kita sebaiknya bertanya pada diri sendiri apa risikonya jika membiarkan anak kita ikut balapan. Saya pikir setiap balapan punya risiko dan Vale sadar itu. Saya berharap dia bisa mengejar (di final), setidaknya di posisi kelima. Selanjutnya, siapa yang tahu?" kata Paolo dilansir dari Eurosport, Jumat (30/10).
Paolo berpendapat bahwa persaingan antara Rossi dan Marquez menjadi pusat perhatian selama lebih dari satu musim terakhir, termasuk manuver dan gaya menyalip pebalap yang sangat kontroversial. Meski demikian, Paolo menekankan kepada anak-anak didiknya di tim Sic58 bahwa termakan suasana hati atau emosi pada saat balapan juga tak bagus. Inilah yang menurutnya terjadi antara Rossi dan Marquez.
"Ini cerita berbeda. Kalian tahu, insting. Termakan suasana hati itu tidak baik. Saya selalu memberitahu anak-anak didikku untuk memahami, menghargai bakat, dan kemungkinan terjadinya hal-hal fatal oleh saingan di lapangan. Sisanya adalah tontonan," ujarnya.
Marco Simoncelli digadang-gadang sebagai calon bintang MotoGP masa depan sebelum kecelakaan mengenaskan merenggut nyawanya. Pebalap Honda berusia 24 tahun itu tidak bisa menguasai kendaraannya sehingga masuk ke lintasan dua pebalap lain, Collin Edwards dan Rossi. Tabrakan tak bisa dihindari dan Simoncelli meninggal dunia.
(Baca juga: Dua Pebalap F1 Semangati Rossi)