Rabu 15 Mar 2017 12:43 WIB

Lima Fakta Hasil Tes Pramusim MotoGP 2017

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Pembalap Yamaha Movistar, Maverick Vinales pada tes pramusim di sirkuit Losail, Qatar.
Foto: Twitter/@MotoGP
Pembalap Yamaha Movistar, Maverick Vinales pada tes pramusim di sirkuit Losail, Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Tes pramusim ketiga di Qatar baru saja selesai. Sebanyak 23 pembalap dari tim utama dan satelit tampil maksimal di Sirkuit Sepang, Philip Island, dan Losail. Maverick Vinales dari Yamaha memimpin total keseluruhan pramusim. Banyak pelajaran dapat dipetik sepanjang tes di tiga sirkuit terakhir, seperti dilansir dari Crash, Rabu (15/3).

1. Vinales pembalap tercepat

Vinales adalah pembalap tercepat dalam uji coba satu putaran sejak hijrah dari Suzuki ke Yamaha November tahun lalu. Dia menjadi pembalap tak terkalahkan.

Pada dua tes pertama di Sepang dan Philip Island, banyak orang merasa juara bertahan Marc Marquez masih memegang kendali utama dalam hal kecepatan. Sayangnya pembalap Repsol Honda itu mengalami masa-masa sulit di Losail, Qatar di mana sempat jatuh tiga kali di hari ketiga.

Marquez hanya mendapatkan posisi ke-11. Vinales menyelesaikan simulasi balapan dengan catatan waktu fantastis. Pada lap ke-20 simulasi, pembalap Spanyol ini hanya melambat 0,076 detik dari lap terbaik yang pernah dicatatnya.

2. Honda masih berkuasa

Mesin gaya 'big bang' membuat RC213V semakin agresif. Motor Honda menuntut kecepatan tinggi, sehingga memicu kecelakaan pembalap utamanya, Marquez. Meski demikian, manajemen Honda Racing Corporation (HRC) dan pembalap-pembalapnya yakin mereka berada dalam situasi terbaik dibanding tahun lalu. Ini berdasarkan fakta bahwa RCV berada di posisi ketiga di Sepang, Philip Island, dan Qatar.

Memang, Honda mencatat empat dari sembilan posisi teratas pada pengujian resmi, diisi Marquez dan Dani Pedrosa. Yamaha menampilkan tiga kali berkat Vinales, sementara Suzuki memimpin di Sepang dengan Andrea Iannone, dan Ducati di Qatar dengan Andrea Dovizioso.

Honda bisa saja menjalani waktu sulit di Qatar, tetapi jika mengulang kesuksesan musim mereka pada 2016, Marquez bisa meraih gelar juara dunia keempatnya di MotoGP.

3. Ducati menjadi kuda hitam di Qatar

Sumber foto: Twitter/@MotoGP

Ducati menjalani tes di Sepang dengan kurang maksimal, berjuang di Philip Island, hingga berkilau di Qatar. Penampilan kedua pembalapnya, Dovizioso dan Jorge Lorenzo di hari terakhir sangat mengesankan di mana Lorenzo memimpin timesheet di sesi sore hari.

Lorenzo selesai di tempat keempat dan hanya terpaut 0,189 detik dari Vinales. Rekan satu timnya, Dovi mendekat dengan selisih 0,071 detik dari Lorenzo.

Tim Pramac Ducati yang digawangi Danilo Petrucci patut diacungkan jempol saat mencoba ban keras. Lorenzo, Dovizioso dan tunggangan mereka, Desmosedici selalu kuat di Losail. Ducati dianggap sebagai ancaman terbesar untuk kemenangan Yamaha dan Honda.

4. Ketidakpuasan Valentino Rossi

Pembalap Italia 38 tahun ini tak mengambil risiko dengan mengejar waktu cepat untuk lap tunggal. Rossi tidak menyelesaikan simulasi balapnya akibat kecelakaan kecil pada Sabtu malam pekan lalu di Qatar.

Rossi masih mencari jawaban dengan mencoba ide-ide baru untuk motornya. Fakta bahwa Vinales yang bisa langsung cepat padahal baru bergabung dengan Yamaha di sisi lain patut dipertanyakan. Rossi selalu berprinsip tak hanya ingin cepat di uji coba saja.

5. Kejutan tim satelit

Beberapa pembalap satelit pada akhir pekan kemarin menunjukkan prestasi tajam selama pengujian musim dingin. Cal Crutchlow, Jack Miller, Alvaro Bautista, Danilo Petrucci, Scott Redding, dan yang paling mengesankan adalah pembalap baru Yamaha Tech 3, Jonas Folger dan Johann Zarco bisa cepat di lap pendek dan panjang.

Miller dan Crutchlow sempat menjadi kuda hitam pada 2017. Akankan tahun ini lebih banyak pembalap satelit yang muncul gemilang?

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement