REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Kejutan dengan kemenangan Daniel Ricciardo di GP Kanada membuat atmosfer di garasi Ferrari menjadi panas. Presiden tim sekaligus pabrikan asal Italia itu, Luca di Montezemolo pastinya kecewa melihat Red Bull lah yang akhirnya mampu mengakhiri dominasi Mercedes, bukan Ferrari.
Montezemolo tak menutupi kekecewaannya saat menjalani sesi wawancara bersama the Wall Street Journal. Untuk kesekian kalinya, ia menyatakan ketidakpuasannya dengan regulasi baru F1 musim 2014 ini.
"Orang-orang menonton balapan untuk mendapatkan hiburan. Mereka tak ingin melihat pembalap menyimpan bahan bakar atau ban," kata dia.
Perubahan dari mesin V8 (delapan silinder) ke mesin V6 musim ini, menurut Montezemolo, adalah sebuah kemunduran besar dalam sejarah F1. Menurut dia, F1 diciptakan untuk menjadi balapan tercepat di dunia, bukan menjadi ajang ketahanan mobil.
"Anda tidak mungkin mencampuradukan itu," tegasnya.
Pernyataan Montezemolo tersebut memunculkan spekulasi bahwa Ferrari ingin angkat kaki dari F1. Spekulasi tersebut diperkuat dengan rencana Montezemolo agar Ferrari ikut serta dalam ajang balap ketahanan mobil Le Mans 24 Hours.
Namun, spekulasi tersebut langsung ditampik oleh penggawa Ferrari. Juru bicara Ferrari, Renato Bisignani, mengakui Montezemolo sangat tidak senang dengan perkembangan F1 belakangan ini. Namun, itu bukan berarti Ferrari akan angkat kaki.
"Montezemolo ingin agar semua pihak yang terkait kembali duduk bersama membicarakan masa depan F1," paparnya seperti dilansir laman resmi Ferrari.
Bisignani menambahkan, Montezemolo saat ini masih sangat berkomitmen terhadap keberadaan Ferrari di F1. Ia berharap kepemimpinan baru di tangan Marco Mattiacci bisa mengantarkan Ferrari kembali ke puncak kejayaan.
"Di balik garasi, Montezemolo sangat berkonsentrasi pada F1," tegasnya.