REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Gita Wirjawan mengatakan, olahraga Indonesia akan maju jika pengelolaan dilakukan profesional dan tidak bergantung kepada anggaran pemerintah.
"Sejak menjabat ketua PBSI saya berlakukan ini, tidak terima bantuan dari Pemerintah, BUMN bahkan induk olahraga KONI," kata Gita usai melantik pengurus PBSI Kota Cilegon di Gedung Asa Sport Center kota Cilegon, Sabtu (8/2).
Sebuah cabang olahraga jika dikelola profesional dan transparan, lanjut Gita maka otomatis bantuan pasti akan datang. "Dulu anggaran awal PBSI Rp 30 miliar. Lalu saya tingkatkan menjadi minimal Rp 90 miliar dan tahun ini Rp 120 miliar dan alhamdulillah itu dana dari pihak sponsor," kata Gita yang juga mantan Menteri Perdagangan.
Pengelolaan anggaran yang akuntabel juga ikut dibarengi dengan pembinaan dan kaderisasi. "Saya sadar jika potensi yang baik tidak diasah oleh pisau yang tajam maka tidak memberi hasil maksimal," tambah Gita.
Atas dasar itu maka ia merekrut Rexy Mainaky untuk mengurus pembinaan prestasi dan Basri Yusuf untuk kaderisasi. "Tugas mereka mencetak juara. Tidak usah mikirin yang lain. Semua kebutuhannya dipersiapkan oleh bidang lain," terang Gita.
Alhasil sejumlah prestasi mulai tampak antara lain dua gelar juara dunia di Guangzhou Cina setelah 7 tahun minus gelar, satu all england, dan prestasi di ajang Sea Games juga. "Atlet kita sekarang betul-betul tampil all out di semua turnamen. Ini karena sponsor yang cukup besar untuk jaminan kesejahteraan. Waktu itu saya pernah jejerin 73 pemain ke sponsor. Silahkan pilih mana yang pas untuk disponsori," papar Gita.
Salah satu bukti dengan prestasi yang tinggi ikut meningkatkan kesejahteraan sudah dialami pasangan Ganda Putra Hendra/Ahsan yang memperoleh penghargaan Most Valuable Player (MVP) dan meraih Rp 1 miliar. Ke depan Gita yakin cabang olahraga lain juga bisa lebih berpestasi dengan membenahi kepengurusan yang dilandasi semangat profesional.