Selasa 11 Aug 2015 16:55 WIB

Hari Kedua Kejuaraan Dunia Bulu tangkis, Istora Masih Lengang

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Citra Listya Rini
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir saat melawan ganda campuran Rusia Rodion Kargaev dan Ekaterina Bolotova pada Kejuaraan Dunia Total BWF World Championship 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (11/8).
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir saat melawan ganda campuran Rusia Rodion Kargaev dan Ekaterina Bolotova pada Kejuaraan Dunia Total BWF World Championship 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejuaraan dunia bulu tangkis Total BWF World Badminton 2015 memasuki hari keduanya sejak dimulai Senin (10/8) lalu. Namun, suasana Istora Senayan masih tampak lengang.

Berdasarkan pantauan Republika Online (ROL), tenda pemesanan tiket pun tampak sepi dan tidak terlihat adanya antrian penonton menjejali tempat pemesanan tiket atau pun di pintu masuk ruangan.

Di bagian luar, hanya beberapa pengunjung yang terlihat hilir mudik. Sementara stand-stand yang ada pun tampak sepi pengunjung. Di bagian dalam Istora, masih ada beberapa tribun yang tidak terisi.

Meskipun begitu, sorak sorai para pecinta bulu tangkis memenuhi ruangan sembari mendukung sang idola. Apalagi di hari kedua ini, pasangan andalan ganda campuran Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad tampil di lapangan.

Selain pemain bulu tangkis unggulan dalam negeri, pemain legendaris Cina Lin Dan juga tampil di hari kedua pertandingan ini.

Mengenakan kaos berwarna Merah, bendera Merah Putih di kepala, para supporter ini meramaikan pertandingan sembari meneriakkan yel-yel In-do-ne-sia. Mereka juga membawa gendang dan atribut lainnya.

Leno menjadi salah satu di antara para penonton tersebut. Ia datang untuk menonton idolanya, yaitu pasangan Ahsan/Hendra dan Greysia Polli. Anggota dari komunitas Zona Bulutangkis ini mengatakan, ada yang berbeda dari suasana kejuaraan saat ini dibanding ajang Indonesia Open 2015 yang berlangsung pada Juni lalu.

Jika saat Indonesia Open dijejali penonton yang hendak memasuki Istora, hingga mengalami antrian di pemesanan tiket. Di kejuaraan dunia saat ini, menurutnya, penonton yang datang tidak begitu banyak.  Bahkan, tidak banyak sponsor pendukung yang  berpartisipasi dalam acara ini.

"Kemeriahan Indonesia Open lebih berani, lebih meriah dan mewah. Sekarang lebih sederhana," tutur Leno, di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (11/8)  

Selain itu, tiket yang dijual dalam kejuaraan ini lebih mahal dibanding  saat Indonesia Open. Tiket dibanderol seharga Rp 50 ribu untuk kelas 1, dan Rp 75 ribu untuk kelas 2. Sementara di Indonesia Open sebelumnya, tiket hanya seharga Rp 15ribu untuk kelas 1.

"Pemain yang turun di kejuaraan dunia ini lebih sedikit. Selain itu, ini hari kerja. Yang rame biasanya pas final dan semifinal," lanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement