Rabu 24 Aug 2016 11:49 WIB

Liliyana Inginkan Tradisi Emas Bulu Tangkis tak Putus

Liliyana Natsir (kiri depan) saat mengikuti arak-arakan di Jalan Thamrin, Jakarta, Rabu (24/8).
Foto: ANTARAFOTO/Wahyu Putro
Liliyana Natsir (kiri depan) saat mengikuti arak-arakan di Jalan Thamrin, Jakarta, Rabu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet Liliyana Natsir berharap tradisi emas dalam Olimipade untuk cabang olahraga bulu tangkis terus berlanjut. Liliyana, bersama Tontowi Ahmad, menyumbang emas dari cabang bulu tangkis nomor ganda campuran pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

 

"Harapan saya tradisi emas dari bulutangkis ini tidak akan putus. Kalau bisa lebih banyak lagi medalinya," kata atlet yang akrab disapa Butet tersebut, di Istana Merdeka, Rabu (24/8). 

Atlet bulu tangkis Indonesia memang langganan meraih medali emas dalam Olimipade sejak 1992. Namun, tradisi tersebut sempat terhenti pada Olimipade 2012 di London. Saat itu, atlet bulu tangkis Tanah Air tak berhasil membawa satu keping pun medali. Namun, pada Olimipade Rio de Janeiro 2016, Liliyana dan Tontowi mengembalikan tradisi emas tersebut. 

Liliyana meyakini prestasi bulu tangkis Indonesia akan terus bersinar. Hal ini, menurut dia, karena atlet tak perlu lagi memikirkan masa depan mereka karena pemerintah telah menjamin hari tua bagi atlet peraih medali. Dengan demikian, atlet pun akan semakin termotivasi untuk berprestasi. 

"Atlet itu sudah tidak mikirin masa depannya. Orang tua pun akan lebih mendukung karena (jadi atlet) ada masa depannya," kata wanita berusia 31 tahun tersebut. 

Presiden Joko Widodo menerima para atlet Indonesia peraih medali dalam Olimpiade Rio de Janeiro di Istana Merdeka, Rabu. Selain Liliyana dan rekannya Tontowi Ahmad, lifter Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan juga ikut hadir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement