Jumat 09 Dec 2016 21:08 WIB

Rexy: PBSI tidak Seburuk Itu

Rep: Ratna Puspita/ Red: Andri Saubani
Rexy Mainaky (kanan)
Foto: Republika/Prayogi
Rexy Mainaky (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky mengatakan, pengalaman menjadi pengurus PP Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2012-2016 menjadi pengalaman paling berkesan usai gantung raket. "Kembali ke negara dan melatih national team merupakan sebuah kebanggaan," kata Rexy ketika berbincang dengan wartawan di Jakarta, Jumat (9/12).

Rexy, peraih medali emas ganda putra Olimpiade 1996, langsung melatih Inggris usai pensiun. Dia turut berperan mengantarkan ganda campuran Inggris, Gail Emms/Nathan Robertson, meraih medali perak Olimpiade 2004. 

Setelah lima tahun di Inggris, Rexy melatih tim nasional Malaysia selama tujuh tahun. Hasilnya, Malaysia memiliki ganda terkuat dunia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Dia sempat satu tahun melatih timnas Filipina sebelum ketua umum PBSI periode 2012-2016 Gita Wirjawan memintanya pulang. "Empat tahun di Indonesia yang paling berkesan adalah kerja sama dan komunikasi di dalam. Tidak ada yang tersendat," kata Rexy. 

Rexy pun mengingat, ketika Gita pertama kali memintanya masuk dalam jajaran kepengurusan PP PBSI. Banyak orang menyatakan tugasnya bakal berat karena harus membenahi pelatnas yang amburadul. Tapi, Rexy membuktikan dia dapat mengembalikan tradisi medali emas Olimpiade melalui prestasi ganda campuran di Brasil, Agustus lalu. "Saya meninggalkan PBSI dengan kesan PBSI tidak seburuk itu. Berbicara dengan atlet, pelatih, terasa kekeluargaannya," kata dia. 

Kini, Gita tidak lagi menjabat sebagai ketua umum PP PBSI. Rexy pun tidak mempermasalahkan tidak lagi menjabat sebagai kabid binpres PP PBSI. Ketua Umum PP PBSI Wiranto menunjuk legenda bulu tangkis Indonesia lainnya, Susi Susanti, untuk menggantikan Rexy. 

Menurut Rexy tidak ada pembicaraan sebelum Wiranto mengumumkan kepengurusan baru. Namun, dia tidak mempermasalahkan pergantian tersebut. "Yang terpenting bagi saya sudah memenuhi target mengembalikan tradisi medali emas," kata dia. 

Pengalaman bekerja dengan sejumlah negara menempa profesionalitas Rexy. Dalam urusan profesional, dia menyatakan, hal yang terpenting menunjukkan kerja. Dia juga menyadari ada konsekwensi dalam setiap pekerjaan, termasuk kehilangan posisi. "Saya tidak pernah bekerja untuk menjaga kursi," kata Rexy. 

Menurut Rexy, penunjukkan orang menjadi pengurus juga terkait dengan kepercayaan. Itu pula yang membuat Gita memintanya masuk kepengurusan PP PBSI. "Waktu itu saya minta agar pak Gita percaya pada saya. Itu yang membuat saya mau pulang," kata dia. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement