REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- General Manager Lombok International Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita menyambut baik langkah Bupati Kabupaten Sumbawa Barat yang ingin mengembangkan Bandara Sekongkang. Menurut Ardita, keberadaan bandara menjadi salah satu kunci dalam memajukan potensi pariwisata yang ada di Sumbawa Barat.
Ardita menilai belum maksimalnya sektor pariwisata di Sumbawa Barat tidak lepas dari belum adanya bandara. Dia melanjutkan, dua bandara yang sudah ada di Kabupaten Sumbawa dan Bima pun belum dipandang maksimal dalam meningkatkan potensi pariwisata yang ada di Pulau Sumbawa lantaran terbatasnya jam operasional bandara.
"Yang jadi perhatian Bima dan Sumbawa, di sana jam 17.00 Wita (bandara) sudah tutup. Ini persoalan bagi sektor pariwisata, jadi orang (turis) kalau jam 14.00 Wita sudah harus siap-siap pulang," ujar Ardita dalam media gathering di Praya, Lombok Tengah, Rabu (12/4).
Untuk Bandara Sekongkang, Ardita menilai masih memerlukan kajian teknis terkait perpanjangan landasan pacu dan juga daya tampung di bandara. "Saya kira semua daerah menginginkan (bandara), yang pasti butuh evaluasi yang tidak cepat," Ardita menambahkan.
Sebelumnya, Bupati Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Musyafirin berharap pengembangan Bandara Sekongkang di Sumbawa Barat bisa segera terealisasi. Musyafirin menilai, keberadaan bandara menjadi faktor penting dalam meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi di Sumbawa Barat.
Dia melanjutkan, selama ini banyak potensi wisata di Sumbawa Barat yang belum bisa ditawarkan kepada para wisatawan lantaran minimnya aksebilitas ke Sumbawa Barat. "Kita ada Pantai Sekongkang yang miliki gelombang bagus untuk surfing," ujar dia saat ditemui di Desa Tambaksari, Sumbawa Barat, NTB, Rabu (5/4).
Selain itu, belasan ribu pekerja tambang yang ada di Sumbawa Barat, juga merupakan pasar potensial bagi keberadaan Bandara Sekongkang jika resmi beroperasi. Musyafirin menyebutkan, saat ini untuk aksesibilitas, Sumbawa Barat masih sangat bergantung pada Kabupaten Sumbawa dan juga Pulau Lombok.
Dia juga mengakui jika banyak para pemilik hotel dan restoran yang sedang menunggu pengembangan bandara sebelum membuka usahanya di Sumbawa Barat. "Kalau dari Lombok perjalanan darat dan laut bisa memakan waktu enam jam, kalau lewat pesawat paling 15 menit," lanjut Musyafirin.
Musyafirin menegaskan, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sudah menyatakan keseriusannya membangun Bandara Sekongkang kepada pemerintah pusat. "Ini yang kita minta, kami hanya butuh kebijakan dari pusat, yang bangun biar kami," harap Musyafirin.
Musyafirin mengaku sudah bertemu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sekitar tiga pekan lalu untuk membahas pembangunan bandara. Pemkab Sumbawa Barat tinggal menunggu lampu hijau dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Musyafirin menambahkan, Bandara Sekongkang yang sudah ada saat ini memiliki landasan pacu sepanjang 800 meter. "Tinggal kita tingkatkan menjadi 1.200 meyer agar bisa didarati pesawat jenis ATR," kata Musyafirin menegaskan.