Senin 08 May 2017 07:15 WIB

Euro Menguat ke Level Tertinggi dalam 6 Bulan Setelah Macron Menang

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Presiden terpilih Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP
Presiden terpilih Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Euro menguat ke level tertinggi dalam enam bulan setelah tokoh moderat Emmanuel Macron memenangkan Pemilu Presiden Prancis pada Ahad (8/5). Sementara lawannya dari sayap ekstrem kanan, Marine Le Pen, selama kampanye justru mengancam akan meninggalkan euro dan mengenalkan kembali mata uang lama Prancis, franc.

Kurs euro naik tipis sebesar 0,2 persen ke level 1,10 dolar AS di awal perdagangan Asia, level ini menjadi yang tertinggi sejak November lalu. Euro juga menguat terhadap mata uang utama lainnya seperti yen Jepang, poundsterling Inggris, dan franc Swiss.

Euro, saham Eropa, dan obligasi pemerintah telah bergerak naik pekan lalu untuk mengantisipasi kemenangan Macron. "Banyak pergerakan yang sudah terjadi. Meski kenaikan euro sangat terbatas, namun itu akan dalam jangka panjang. Kita bisa melihat harga bergerak mendekati level 1,12 dolar AS sampai 1,14 dolar AS," kata Naeem Aslam, analis pasar utama di ThinkMarkets Inggris, dikutip CNN.

Investor berharap, reformasi yang direncanakan Macron akan merangsang pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Prancis. Dua hal itu dalam beberapa tahun terakhir telah sangat tertinggal dari Jerman dan Inggris.

Setelah pertumbuhan yang lamban selama bertahun-tahun, perekonomian akhirnya terangkat meski dari tingkat yang sangat rendah. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian Prancis akan tumbuh hanya 1,4 persen tahun ini, salah satu yang terendah di Uni Eropa.

Macron telah berjanji akan memotong pajak perusahaan secara bertahap menjadi 25 persen dari 33 persen saat ini. Dia juga ingin membuat jam kerja 35 jam di Prancis lebih fleksibel dan memangkas pajak perumahan bagi rakyatnya.

Macron akan mengurangi anggaran belanja publik sebesar 66 miliar dolar AS per tahun. Dia juga telah merencanakan paket stimulus ekonomi senilai 55 miliar dolar AS selama lima tahun. Macron, yang memenangkan sekitar 65 persen suara, telah memimpin secara jelas atas Le Pen dalam jajak pendapat. Ia juga unggul dalam pemungutan suara putaran pertama pada 23 April lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement