REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan kondisi politik dan keamanan yang sempat memanas akhir-akhir ini tidak mengganggu stabilitas ekonomi nasional.
"Kami harapkan ini tidak akan mengganggu kepercayaan terhadap perbaikan kegiatan ekonomi," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat.
Sri mengatakan pemerintah akan terus berupaya menyakinkan para pelaku pasar maupun investor bahwa situasi politik dan keamanan saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Kami akan terus berusaha untuk menyakinkan bahwa suasana keamanan maupun ketertiban dan proses politik Indonesia bisa dibilang suatu proses demokrasi yang normal dan aman," katanya.
Sri juga memastikan aksi yang dilakukan masyarakat seusai vonis yang diterima Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merupakan salah satu model aspirasi yang biasa dilakukan dalam proses berdemokrasi. "Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, ini adalah sifatnya suatu aspirasi masyarakat," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Meski kondisi politik dan keamanan sempat memanas, namun Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia ditutup menguat sebesar 22,20 poin, Jumat, seiring dengan proyeksi positif terhadap data ekonomi domestik.
IHSG BEI ditutup naik 22,20 poin atau 0,39 persen menjadi 5.675,21 poin, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 4,78 poin (0,50 persen) menjadi 946,72 poin.
Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar 15 poin menjadi Rp13.331, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.346 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali bergerak di area positif seiring dengan optimisme pelaku pasar uang terhadap ekonomi nasional yang kondusif," kata pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.340 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 10/5) Rp13.355 per dolar AS.